PBNU Puji Nelayan Indonesia Bangun Masjid Taiwan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama memuji perjuangan para nelayan asal Indonesia selama bertahun-tahun yang pada akhirnya mampu membangun masjid di kawasan Pelabuhan Donggang, Taiwan selatan.
"Tentu kami juga merasa bersyukur atas perjuangan para nelayan kita yang pada akhirnya membuahkan hasil," kata Ketua PBNU Abdul Manan Ghani saat menerima sejumlah utusan dari Taiwan di Jakarta, hari Kamis (1/9).
Menurut Kiai Abdul Manan Ghani, PBNU secara rutin telah menerima laporan tentang perkembangan pengadaan masjid oleh para nelayan di Donggang, Pingtung County. Bahkan berbagai kendala yang dialami para nelayan, seperti persoalan administrasi kepemilikan lahan dan bangunan juga telah dilaporkan ke PBNU, baik melalui Pengurus Ranting NU Donggang maupun Pengurus Cabang Istimewa NU Taiwan.
"Alhamdulillah kalau sekarang mereka bisa mewujudkan keinginan yang diidam-idamkan selama bertahun-tahun tersebut," kata Manan yang di PBNU membidangi masjid dan dakwah itu.
Dia berharap keberadaan masjid tersebut bisa mempererat hubungan antara NU dengan pemerintah Taiwan.
"Mudah-mudahan masjid tersebut juga menjadi wadah pembinaan para TKI di Taiwan, baik dalam bidang keagamaan, sosial, maupun ekonomi," katanya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Direktur Pariwisata Islam Pro-Tour Taiwan Ishag Ma menambahkan bahwa masjid yang dibangun para nelayan melengkapi tujuan wisata Muslim.
"Masjid tersebut sudah barang tentu menjadi salah satu tujuan wisata syariah di Taiwan selatan yang selama ini dikenal sebagai objek wisata kuliner ikan olahan," kata Ishaq Ma di sela-sela pertemuannya dengan jajaran PBNU.
Dengan adanya masjid di Donggang, maka terdapat dua masjid di Taiwan yang pembangunannya didanai oleh warga negara Indonesia. Sebelumnya, Masjid At Taqwa di kawasan Dayuan, Taiwan, yang pembangunannya diprakarsai oleh seorang warga negara Taiwan beragama Islam dan dananya dihimpun dari para WNI.
Para nelayan tergabung dalam Forum Silaturahmi Pelaut Indonesia (FOSPI)membeli bangunan dua lantai seharga 5,6 juta dolar Taiwan (Rp 2,35 miliar). Bangunan yang dibeli dengan dana yang dihimpun dari para WNI di Taiwan itu difungsikan sebagai Masjid An Nur yang sebelumnya berlokasi di tempat penampungan nelayan.
Penampungan yang selama ini dikontrak para nelayan dengan ongkos sewa 18.000 dolar Taiwan (Rp 7,5 juta) per bulan itu tidak jadi dijual oleh para pemiliknya.
Sehingga atas supervisi dari jajaran PCINU Taiwan dan pengurus Masjid At Taqwa, FOSPI membeli bangunan yang tidak jauh dari penampungan lama di pelabuhan perikanan terbesar di Taiwan selatan itu. (Ant)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
PM Lebanon Minta Iran Bantu Amankan Gencatan Senjata Perang ...
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Perdana Menteri sementara Lebanon pada hari Jumat (15/11) meminta Iran untuk...