PDAM Swasta Berinovasi Untuk Meningkatkan Pelayanannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Pendukung Pengembang Sistem Penyediaan Air (BPPSPAM), terus mendorong PDAM termasuk perusahaan air minum swasta seperti PT Aetra Air Jakarta, untuk mencapai target akses air minum 100 persen di tahun 2019 mendatang. Apalagi perusahaan air minum swasta yang melayani sebagian wilayah Jakarta ini cakupan pelayanannya baru mencapai 58 persen. Sementara tingkat kehilangan airnya di tahun 2014 ini mencapai 41,60 persen. Dengan tingkat kehilangan air yang melebihi rata-rata nasional ini, maka Ketua BPPSPAM, Ir. Tamin M. Zakaria Amin MSc MBA meminta PT Aetra harus terus berinovasi untuk mengurangi tingkat kehilangan air dan meningkatkan cakupan layanannya.
“Saya juga mendorong pada Aetra Jakarta, untuk tidak cepat puas dengan pencapaian yang sudah dilakukan. Harus mencari sesuatu yang baru. Di PT Aetra Air Tangerang kehilangan airnya 2,93 persen. Coba cari inovasi-inovasi baru, sehingga mendekati rata-rata kehilangan air secara nasional yang mencapai 20 persen,” ucapnya saat menjadi pembicara pada acara Media Gathering yang diadakan PT Aetra Air Jakarta, di salah satu restoran di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (5/12/).
“Tingkatkan terus koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti dengan PAM Jaya, Stop the blooding first. Artinya kehilangan air harus dihentikan terlebih dahulu. Bila itu dapat dilakukan, maka ketika air curah tahap pertama dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur yang mencapai 5 ribu liter per detik, dapat dimanfaatkan secara maksimal,” katanya.
Tamin mengakui sejak awal perjanjian dengan PAM Jaya tahun 1998 lalu, beberapa kemajuan telah dicapai Aetra. Dicontohkannya Jumlah pelanggan saat ini mencapai 407.310 unit. Padahal bila dibandingkan pada saat awal perjanjian, jumlah pelanggan baru mencapai 268.800 pelanggan.
Selain itu perjanjian Business to Business atau B to B yang telah dilakukan Aetra dengan PAM Jaya, bermanfaat bagi PAM Jaya , hutang PAM Jaya yang semula mencapai Rp 1,5 triliun berkurang menjadi Rp 1 triliun. Tahun 2016 PAM Jaya dipastikan tidak memiliki hutang lagi. Hal ini juga tak terlepas dari kewajiban yang dibayarkan PT Aetra ke PAM Jaya yang mencapai Rp 144 miliar per tahun.
Menurut Tamin, kondisi tersebut merupakan manfaat dari Public Privat Parthership (PPP) terutama melalui perjanjian kerja sama B to B dengan cara Build Operate Transfer (BOT) penuh. Dijelaskannya bila dengan cara BOT penuh, pihak swasta yang melakukan kerja sama dengan PDAM dapat langsung berhubungan dengan konsumen. Saat ini menurutnya proyek yang melalui Kerja sama Pemerintah Swasta (KPS) mencapai Rp 4,7 triliun dan melalui B to B mencapai Rp 6,1 trilun. “Angka ini terus bertambah, dan kami juga mengundang daerah, sudah ada Rp 12,6 tirilun. Ini peluang besar sekali sehingga kita harapkan kedepan kita lebih komit. Sehingga pemerintah daerah juga punya komit membangun PDAM dan direksi PDAM punya jiwa entrepreneurship,” katanya.
PDAM yang Sakit dan Kurang Sehat
Dalam kesempatan tersebut, Tamin juga menjelaskan peran BPPSPAM dalam upayanya untuk mengatasi banyaknya PDAM yang Sakit dan Kurang Sehat.
Berdasarkan buku Kinerja BPPSPAM Tahun 2013, dari penilaian terhadap 350 PDAM, saat ini baru 50 persen PDAM yang Sehat. Sementara yang Kurang Sehat mencapai 30 persen dan Sakit mencapai 20 persen. Banyaknya PDAM Sakit ini menurutnya karena banyak yang ikut restrukturisasi hutang.
“PDAM yang Sakit dan Kurang Sakit kita dorong untuk turn around atau mengubah keadaannya menjadi Sehat. Dan yang Sehat kita dorong untuk growth atau tumbuh. Kita berharap target tahun 2019, PDAM Sehat 100 persen. Saat ini akses air minum di beberapa PDAM sudah mulai mendekati 100 persen, seperti PDAM Kota Palembang yang mencapai 95 persen, 5 tahun kedepan diharapkan mencapai 100 persen. PDAM Banjarmasin sudah mencapai 99 persen, dan PDAM Kota Batam sudah mencapai 98 persen,” katanya lagi.
Sementara itu Presiden Direktur PT Aetra Air Indonesia, Mohamad Selim mengatakan, perusahaan terus melakukan inovasi untuk meningkatkan cakupan layanan dan mengurangi tingkat kehilangan air. Untuk merespons dan mendukung BPPSPAM dalam mencapai target pelayanan air minum 100 persen, menurut Selim ia menargetkan setiap tahun ada penambahan sebanyak 25 ribu pelanggan. Ia berharap dengan langkah tersebut cakupan pelayanan semakin meningkat.
Sedangkan untuk masalah kehilangan air, kata Selim perusahannya menemukan illegal conection sebanyak 2.640 titik. “Tahun depan harus menemukan sekitar 3 ribu titik. Langkah yang kita lakukan ini juga untuk melaksanakan amanat dari Bapak Gubernur DKI, Pak Ahok, untuk mengatasi sambungan illegal itu, khususnya di daerah utara dan tengah,” katanya.
Untuk melaksanakan hal itu menurutnya akan bekerja sama dengan pihak kepolisian dan Polisi Pamong Praja. “Kita juga harus menambah sumber daya manusia sebanyak 200 orang. Dana juga harus menambah dana Rp 22 miliar. Tidak murah memang merespon apa yang disampaikan Pak Ahok itu,” katanya.
Saat ini total investasi PT Aetra mencapai Rp 173 miliar. Ia berharap tahun 2015 mendatang total investasi mencapai Rp 190 miliar lebih. Dari jumlah tersebut 60 persen untuk pengendalian kehilangan air. (pu.go.id)
Editor : Bayu Probo
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...