Pecatur Asia Tenggara akan Berlaga di Bekasi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pecatur berbagai usia di negara-negara se-Asia Tenggara yang terhimpun dalam ACF (ASEAN Chess Federation/Fed) akan berlaga di Turnamen Catur JAPFA 3rd ASEAN Chess Championship mulai hari Senin (21/12) sampai dengan Rabu (30/12), di Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA), Bekasi, Jawa Barat.
“Turnamen ini hanya dapat diikuti pecatur yang berasal dari sepuluh negara ASEAN, seperti Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam,” kata Ketua Panitia.
JAPFA 3rd ASEAN Chess Championship, Kristianus Liem, dalam konferensi pers ASEAN Chess Championship, hari Rabu (16/12) di Gedung Serba Guna, Senayan, Jakarta, mengatakan, “Sekarang baru lima negara yang memastikan mengambil bagian, yaitu Vietnam, Malaysia, Myanmar, Filipina, dan tuan rumah Indonesia.”
Kristianus menjelaskan lima negara tersebut memberikan konfirmasi pecaturnya akan bertanding karena memiliki barisan pecatur andal yang sering berpartisipasi di ajang catur nasional di negaranya, maupun internasional.
JAPFA 3rd ASEAN Chess Championship, kata dia, akan dibuka Ketua Umum PB Percasi, Hashim Djojohadikusumo, pada Selasa (22/12) di Sekolah Catur Utut Adianto, Rawapanjang, Bekasi.
Turnamen ini, Kristianus menjelaskan, akan menggelar 11 babak karena banyaknya minat dan antusias dari para peserta.
“Turnamen ini mempertandingkan tiga kategori yakni ASEAN Open (putra dan putri, Red), ASEAN Women (khusus putri, Red), dan Challengers (bagi pecatur pemula, Red). Peserta ASEAN Open harus memiliki rating FIDE (Federasi Catur Dunia) 2300 ke atas, sementara peserta ASEAN Women harus memiliki rating 2100 ke atas,” kata dia.
Kristianus menjelaskan, bagi pecatur yang ratingnya di bawah 2300, dan peserta putri yang ratingnya di bawah 2100 akan bermain di kategori Challengers.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) Utut Adianto menjelaskan bahwa tujuan diselenggarakannya JAPFA 3rd ASEAN Chess Championship yakni memberi peluang bagi para pecatur se-Asia Tenggara untuk unjuk gigi.
"Sama seperti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur ke-45 yang berlangsung di Asrama Haji Pondok Gede beberapa waktu lalu, saya sering kali ditanya ‘Pak Utut, kok sekarang jarang sekali dari Indonesia yang juara?’,” kata Utut.
Utut menjelaskan bahwa berlaga di turnamen berskala internasional dapat mengatasi krisis regenerasi pecatur yang ada saat ini. Oleh karena itu, Utut mengucapkan terima kasih bila banyak pihak swasta yang mendukung PB Percasi dalam menyelenggarakan berbagai turnamen di Indonesia.
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...