Pecinan Street Food, Wisata Kuliner Tionghoa Ala Banyuwangi
BANYUWANGI, SATUHARAPAN.COM – Wisata kuliner terus ditumbuhkan di Banyuwangi. Bersamaan dengan peringatan Imlek, muncul Pecinan Street Food. Kawasan kuliner itu menjajakan beragam masakan khas Tionghoa, mulai dari ayam kungpao, dimsum, bacang, lontong cap go meh, bebek/ayam peking, hingga teh Luo Han Kuo.
Wisata kuliner itu diresmikan langsung oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Jumat (31/1/2020) malam. Ribuan orang turut menghadiri pembukaan kawasan jajanan Tionghoa yang pertama di Bumi Blambangan. Sejak sore, ratusan pengunjung memadati area, penasaran dengan beragam kuliner yang bakal disajikan di kawasan tersebut.
Pecinan Street Food digelar di sepanjang Jalan Ikan Gurame di Kelurahan Karangrejo, membentang sekitar 300 meter di areal Kelenteng Hoo Tong Bio. Di kawasan itu, pengunjung bisa mencicipi kuliner sedap sambil menikmati suasana romantis yang kental dengan suasana Imlek, mulai dari musik, hiburan, hingga ornamen serba merah.
“Pecinan Street Food akan rutin digelar setiap Jumat malam di areal jalanan menuju Kelenteng Hoo Tong Bio. Khusus di festival Imlek ini, dibuka setiap hari hingga festival Imlek berakhir pada Minggu malam. Jadi warga Banyuwangi dan wisatawan yang ingin menikmati masakan khas Tionghoa tidak perlu repot. Langsung saja ke tempat ini. Dijamin puas,” kata Bupati Anas.
Ia menambahkan, sudah empat tahun terakhir ini Banyuwangi menggelar Festival Imlek. Ini sebagai upaya pemkab untuk terus memupuk kerukunan dalam keberagaman di Bumi Blambangan.
Festival Imlek kali ini dipusatkan di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hoo Tong Bio. Event yang masuk rangkaian Banyuwangi Festival (B-Fest) 2020 digeber mulai 31 Januari sampai Minggu (2/2/2020).
Wujud Mengakomodasi Semua Tradisi
Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, Festival Imlek merupakan wujud komitmen pemkab untuk mengangkat beragam tradisi dan kebudayaan yang tumbuh di Banyuwangi. Ini menunjukkan bahwa budaya Tionghoa juga merupakan bagian dari Banyuwangi.
“Festival ini adalah wujud komitmen kami untuk mengakomodasi semua tradisi dan budaya yang ada di masyarakat. Banyuwangi yang dihuni banyak etnis, agama, dan budaya, bisa hidup rukun dan damai,” kata Anas.
Ia menuturkan, selain budaya Tionghoa, kesenian lokal Banyuwangi juga ditampilkan pada Festival Imlek tersebut, seperti barong Oseng dan lagu-lagu daerah yang bakal bersanding dengan musik khas Tionghoa.
“Ini pastinya menarik, bagaimana budaya Tionghoa akan berpadu dengan budaya Banyuwangi,” Anas menambahkan.
Koordinator Kelenteng Hoo Tong Bio Alexander Martin mengatakan, Festival Imlek dimeriahkan banyak atraksi yang merefleksikan akulturasi budaya Tionghoa dan budaya lokal Banyuwangi.
Ada pertunjukan Wayang Potehi di depan kelenteng. Wayang Potehi adalah kesenian wayang klasik perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa. Selain itu, dilakukan peresmian sentra kuliner baru Pecinan Street Food, yang selain menjajakan makanan khas Tionghoa, juga menjual aneka makanan yang biasa dijajakan di kawasan tersebut.
Meski ini adalah sentra kuliner Tionghoa, Alex memastikan bahwa semua menu yang dijajakan di kawasan itu halal. Pengunjung tidak perlu khawatir mencicipi kuliner di Pecinan Street Food.
“Masyarakat Banyuwangi sangat majemuk, ada banyak etnis dan agama. Namun, kami menyadari mayoritas adalah Muslim. Sehingga kami dan seluruh pedagang sepakat hanya menyediakan masakan halal. Siapa saja bisa datang dan berwisata kuliner di sini tanpa ragu. Dijamin halal dan enak,” Alex menegaskan.
Aneka jajanan juga ada, di antaranya kue keranjang, manisan Tiongkok, bakpao ayam, dan bacang. Juga aneka minuman, seperti teh bunga krisan, kopi, dan masih banyak lainnya.
Pada Minggu (2/2), Festival Imlek akan ditutup dengan beragam pertunjukan seni kolaborasi. Di antaranya, atraksi leang-leong dan tarian lampion. Juga kolaborasi barongsai, barong using, dan barong Bali.
“Juga ada penampilan Lalare Orchestra. Mereka akan membawakan sejumlah lagu daerah dan lagu Tionghoa yang diaransemen musik tradisional,” Alex menambahkan. (banyuwangikab.go.id)
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...