Peduli Menyelamatkan Bumi Dimulai dari Rumah
SATUHARAPAN.COM - Pemanasan global atau global warming adalah peningkatan suhu udara rata-rata atmosfer, permukaan bumi, dan di lautan. Dimulai sejak abad ke-20, diprediksikan pemanasan global terus meningkat.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi meningkat 0,74 ± 0,18 derajat celsius (1,33 ± 0,32 derajat fahrenheit) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan, sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.
Kesimpulan dasar itu dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Bahkan yang menjadi masalah, negara-negara maju yang seharusnya menjadi pelopor dalam mengatasi pemanasan global malah menjadi sumber utama pemanasan itu. Hal itu berkaitan erat dengan proses industri yang menjadi penyebab utama pemanasan global.
Protokol Kyoto
Di Stockholm pada Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia (Human Environmental) pada tahun 1972, masyarakat internasional bertemu pertama kalinya untuk membahas situasi lingkungan hidup secara global. Pada peringatan ke-20 tahun pertemuan Stockholm tersebut, digelarlah konferensi bumi di Rio de Jainero, di Brasil, tahun 1992.
Di konferensi itu ditandatanganilah Konvensi PBB untuk Perubahan Iklim atau United Nation Convention on Climate Change (UNFCCC). UNFCC memiliki tujuan utama menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer hingga berada di tingkat aman.
UNFCCC mengatur lebih lanjut ketentuan yang mengikat mengenai perubahan iklim ini. Pada Desember 1997 di Kyoto, Protokol Kyoto ditandatangani oleh 84 negara dan tetap terbuka untuk ditandatangani/diaksesi sampai Maret 1999 oleh negara-negara lain di Markas Besar PBB, New York. Protokol itu berkomitmen bagi 38 negara industri untuk memotong emisi gas rumah kaca (GRK) mereka antara tahun 2008 sampai 2012 menjadi 5,2 persen di bawah tingkat GRK mereka pada tahun 1990.
Ada tiga mekanisme yang diatur di Protokol Kyoto itu, yaitu berupa joint implementation, clean development mechanism, dan emission trading.
Joint implementation (implementasi bersama) adalah kerja sama antar negara maju untuk mengurangi emisi GRK mereka. Clean development mechanism (mekanisme pembangunan bersih) adalah win-win solution antara negara maju dan negara berkembang, di mana negara maju berinvestasi di negara berkembang dalam proyek yang dapat mengurangi emisi GRK, dengan imbalan sertifikat pengurangan emisi (CER) bagi negara maju tersebut. Emission trading adalah perdagangan emisi antarnegara maju.
Pada Desember 2004, Indonesia pada akhirnya meratifikasi Protokol Kyoto melalui UU No 17 Tahun 2004. Indonesia akan menerima banyak keuntungan dari Protokol Kyoto. Melalui dana yang disalurkan, Indonesia akan bisa meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan iklim ini. Namun, tampaknya Kyoto Protokol, tidak berpengaruh apa-apa bila negara-negara industri yang bertanggung jawab menyumbang 55 persen dari emisi gas rumah kaca pada tahun 1990, tidak meratifikasinya.
Langkah Awal Penanganan Pemanasan Global Secara Individu
Beberapa langkah berikut bisa dijadikan patokan agar dapat menyelamatkan bumi dari pemanasan global yang dikutip dari web savegreenearth. Com.
-Kurangi konsumsi daging: memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak air. Food and Agriculture Organization (FAO) PBB menyebutkan, produksi daging menyumbang 18 persen pemanasan global, lebih besar daripada sumbangan seluruh transportasi di dunia (13,5 persen ). Ahli iklim terkemuka PBB, yang merupakan Ketua Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB, Dr Rajendra Pachauri, menganjurkan orang untuk mengurangi makan daging.
-Tanam pohon: satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya. Dalam seluruh masa hidupnya, satu batang pohon dapat menyerap 1 ton CO2. United Nations Environment Programme (UNEP) melaporkan pembabatan hutan menyumbang 20 persen emisi gas rumah kaca
-Bepergian yang ramah lingkungan: pergi bersama-sama dalam satu mobil. Bila memungkinkan, gunakan kendaraan yang menggunakan bahan bakar alternatif. Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang dibakar dalam mesin mobil menyumbang 2,5 kg CO2.
-Kurangi belanja industri: menyumbang 20 persen gas emisi rumah kaca dunia dan kebanyakan berasal dari penggunaan bahan bakar fosil. Jenis industri yang membutuhkan banyak bahan bakar fosil sebagai contoh besi, baja, bahan-bahan kimia, pupuk, semen, gelas, keramik, dan kertas. Karena itu, jangan cepat membuang barang, lalu membeli yang baru. Setiap proses produksi barang menyumbang CO2.
-Beli makanan organik: tanah organik menangkap dan menyimpan CO2 lebih besar daripada pertanian konvensional. The Soil Association menambahkan, produksi secara organik dapat mengurangi 26 persen CO2 yang disumbang oleh pertanian.
-Gunakan lampu hemat energi: bila Anda mengganti satu lampu di rumah dengan lampu hemat energi, Anda dapat menghemat 400 kg CO2, dan lampu hemat energi 10 kali lebih tahan lama daripada lampu pijar biasa.
-Gunakan kipas angin: AC yang menggunakan daya 1.000 Watt menyumbang 650 gr CO2 per jamnya. Karena itu, mungkin Anda bisa mencoba menggunakan kipas angin.
-Jemur pakaian di bawah sinar matahari: bila menggunakan alat pengering, Anda mengeluarkan 3 kg CO2, menjemur pakaian secara alami jauh lebih baik, pakaian Anda lebih awet dan energi yang dipakai tidak menyebabkan polusi udara.
-Daur ulang sampah organik: tempat pembuangan sampah (TPA) menyumbang 3 persen emisi gas rumah kaca, melalui metana yang dilepaskan saat proses pembusukan sampah. Dengan membuat pupuk kompos dari sampah organik (misal dari sisa makanan, kertas, daun-daunan) untuk kebun, Anda bisa membantu mengurangi masalah ini.
-Pisahkan sampah kertas, plastik, dan kaleng , agar dapat didaur ulang: mendaur ulang aluminium dapat menghemat 90 persen energi yang dibutuhkan untuk memproduksi kaleng aluminium yang baru 9 kg CO2 per kilogram aluminium. Untuk 1 kg plastik yang didaur ulang, Anda menghemat 1,5 kg CO2. Untuk 1 kg kertas yang didaur ulang, Anda menghemat 900 kg CO.
Tip Menghemat Penggunaan Air
Saat ini, akibat penggunaan air yang boros dan penurunan luas daerah hijau, stok air bersih makin sedikit. Tibanya musim kemarau tahun ini, menyebabkan beberapa wilayah di Indonesia merasakan sulitnya mendapatkan air bersih. Berikut ini beberapa tip menghemat penggunaan air di rumah,
-Cek kondisi sambungan antara pipa air dan keran di setiap titik saluran air yang ada di dalam rumah.
-Simpan air bekas saat cuci piring: Bak cuci piring double sink lebih hemat air karena air keran tidak perlu mengucur terus saat mencuci. Gunakan satu ember di salah satu bak, dan buang air bekas cucian untuk menyiram tanaman atau WC.
-Memasukkan botol air di tanki WC, memasukkan botol kemasan yang diisi air dalam tanki WC merupakan salah satu cara paling efektif, mudah dan murah untuk menggurangi pengunaan air saat flushing. Dalam satu hari, kita membuang air sebanyak 2,5 botol galon air bersih, hanya untuk membilas toilet. Dengan menggunakan botol air, kita bisa menghemat antara 15-20 liter per hari.
-Mandi 5 menit saja: Menghabiskan air bersih sekitar 30 liter saja, daripada menggunakan bathtub (bisa 60 liter).
-Gosok gigi dengan keran tertutup, membiarkan keran terbuka selama 1 menit itu sama dengan membuang 1 botol galon air bersih sehari.
-Memasang keran one touch (liter air yang dihematkan per hari = 85 persen).
-Membuat lubang biopori. Cara pembuatannya sangat mudah, yaitu dengan membuat lubang berdiameter 10 cm. Lubangnya diisi sampah organik. Saat hujan turun, lubang ini akan terisi air. Air tersebut akan meresap ke dalam tanah dan diikat sebagai sumber air tanah yang nantinya akan kita butuhkan sebagai suplai air bersih.
-Memasang talang air, dengan media penyalur air hujan ini, air hujan disalurkan ke bidang yang lebih rendah, misalnya ke selokan atau/dan ke sumur resapan.
-Pilih toilet/wc dengan dual flush: Sistem pembilasannya terdiri atas dua pilihan, sesuai dengan kebutuhan. (wikipedia.org/savegreenearth.com/greenlifestyle.or.id)
Editor : Sotyati
Israel Pada Prinsipnya Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbul...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Siaran media Kan melaporkan bahwa Israel pada prinsipnya telah menyetujui...