Loading...
HAM
Penulis: Ignatius Dwiana 15:45 WIB | Rabu, 26 Juni 2013

Pegowes Muslim Syiah Sampang Masih Berharap Bertemu Presiden

Pegowes dari Muslim Syiah Sampang yang menjadi korban diskriminasi menggelar aksi damai di depan istana negara pada hari Rabu siang ini (26/6). Para pegowes sudah seminggu bertahan di Jakarta supaya dapat bertemu Presiden SBY untuk mempertanyakan nasib mereka. (Foto: Ignatius Dwiana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Para pegowes yang adalah Muslim Syiah Sampang dan menjadi korban diskriminasi menggelar aksi damai di depan istana negara pada hari Rabu siang ini (26/6). Mereka menagih janji Presiden sebagai penerima World Statesman Award dari The Appeal of Conscience Foundation (ACF), dan mempertanyakan perihal surat yang dikirim pada tanggal 19 Juni melalui Sekretariat Negara untuk bertemu dengan SBY. Tetapi sudah satu minggu belum ada jawaban resmi dari Pemerintah.

Para pegowes ingin bertemu Presiden untuk memulangkan para pengungsi ke kampung halamannya, dan melindungi mereka secara hukum. Mengembalikan hak-hak mereka yang sudah dirampas Pemerintah Propinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Sampang, tanah mereka, hak-hak untuk memeluk agama dan keyakinan, hak untuk memperoleh pendidikan, itu harus diberikan kembali. Itu poin yang paling penting.

Menurut pendamping pegowes, Hadi Joban, kelompok yang menolak keberadaan Muslim Syiah Sampang adalah kelompok intoleran yang hanya segelintir orang. “Hanya preman-preman yang mengatasnamakan agama, pada dasarnya di antara keluarga mereka, mereka damai-damai saja. Bahkan di antara mereka ada kelompok ahl sunnah wal jamaah yang mengklaim diri mereka sebagai Sunni. Jadi tidak ada konflik Sunni – Syiah, konflik antar agama, konflik antar mazhab.” Katanya.

“Menurut saya, saat ini yang harus dilakukan Pemerintah, SBY sebagai Presiden, sebagai pengampu kebijakan saat ini adalah memulangkan para pengungsi ke kampung halamannya. Juga melindungi para pengungsi secara hukum, dan hak-hak mereka dikembalikan.“

“Peran negara harus netral dan siapa yang bersalah harus dihukum. Negara dalam hal ini harus menegakkan konstitusi. Negara dalam hal ini abai. Saya melihat negara dalam hal ini tidak berfungsi sama sekali. Negara lumpuh dalam hal ini.”

Negara kalah dengan kelompok intoleran yang hanya segelintir orang dan itu menjadi alasan para pegowes ingin bertemu Presiden dan menyampaikan secara langsung. Para pegowes bersepeda dari Surabaya sampai Jakarta ingin bertemu SBY karena Pemerintah Propinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Sampang tidak dapat diharapkan lagi.

Sampai dengan saat ini, Presiden SBY tidak mengeluarkan statemen apa pun menyangkut Muslim Syiah Sampang dan tetap diam sementara para pegowes akan terus menuntut sampai Presiden SBY berkenan menemui.

Terhitung sejak 26 Agustus 2012 hingga kini 26 Juni 2013, Muslim Syiah Sampang genap 10 bulan berada di pengungsian. Tanggal 26 Juni 2013 adalah hari ketujuh Muslim Syiah Sampang mengungsi ke relokasi Rusunawa Puspa Agro Sidoarjo pada 20 Juni 2013 setelah sehari sebelumnya pada 19 Juni 2013 secara resmi para pegowes menyerahkan surat tertulis ke  Presiden SBY.

Editor : Yan Chrisna


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home