Pejabat Nilai Presiden Taiwan Tidak Sepaham dengan RRT
BEIJING, SATUHARAPAN.COM – Pejabat Partai Kebangkitan Rakyat Tiongkok Wang Weixing, mengemukakan Presiden Taiwan yang baru, Tsai Ing Wen, bukan sosok yang setuju dengan kebijakan kedaulatan luar negeri Tiongkok saat ini, yakni "Tiongkok yang satu". Rasa tidak suka tersebut dia kemukakan dengan menyebut Tsai Ing Wen sebagai sosok yang ekstrem dan dingin dalam berpolitik, karena dia adalah perempuan yang belum menikah dan tidak memiliki keseimbangan emosional.
“Sebagai politisi perempuan dia tidak memiliki beban emosional dan keluarga atau kekhawatiran terhadap anak kecil,” kata Wang seperti diberitakan bbc.com, hari Rabu (25/5).
Wang menilai gaya dan strategi kepemimpinan Tsai Ing Wen dalam mengorganisasi Taiwan adalah sosok yang mementingkan tujuan jangka pendek kemajuan Taiwan daripada pertimbangan keamanan Taiwan secara keseluruhan.
Wang mengemukakan Pemerintah Tiongkok tidak terlalu gembira dengan kemenangan Partai Demokrat Progresif Taiwan yang memuluskan langkah Tsai Ing Wen menjadi Presiden Taiwan, karena Pemerintah Tiongkok menilai kebijakan Partai Demokrat Progresif condong kepada kemerdekaan Taiwan dari Tiongkok bukannya melebur menjadi satu dengan Tiongkok.
Kebijakan Tsai Ing Wen berbeda dengan Presiden Taiwan sebelumnya, Ma Jingyou, yang lebih setuju dengan Tiongkok. Pendapat Wang mendapat tentangan dari kolumnis Al Jazeera, Adrian Brown, yang mengemukakan pernyataan Wang yang cenderung berdasar gender terhadap Tsai tersebut tidak mungkin untuk mengubah opini rakyat Taiwan yang sudah telanjur memilih presiden baru mereka.
“Saya telah berbincang dengan banyak orang di Taiwan. Mereka tidak peduli Tsai Ing Wen belum menikah atau tidak memiliki anak,” kata Adrian Brown seperti dia kemukakan di Al Jazeera, hari Rabu (25/5).
"Rakyat Taiwan menganggap yang penting adalah apakah dia bisa melakukan pekerjaannya sebagai presiden atau tidak,” kata Adrian Brown.
Tsai Ing Wen Memenangi Pemilu Taiwan
Tsai Ing Wen dipastikan terpilih menjadi presiden perempuan Taiwan pertama setelah partainya memenangi pemilu pada hari Sabtu (16/1).
Partai Progresif Demokratik yang dipimpin Tsai Ing-wen, selama ini bersikap skeptis terhadap hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok. Kemenangan ini merupakan yang pertama kali bagi partainya mengendalikan parlemen.
Lawan utamanya, Eric Chu, dari Partai Kuomintang, mengakui kekalahannya. “Saya mengucapkan selamat kepada Tsai Ing Wen dari Partai Progresif Demokratik atas kemenangannya,” kata Chu.
“Dia adalah pilihan rakyat Taiwan,” kata Chu.
Tsai memenangi pemilihan suara, karena menurut data Komisi Pemilihan Umum Taiwan, Tsai mengantongi 57 persen suara sedangkan Chu hanya 30 persen. (bbc.com/aljazeera.com)
Baca Juga
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...