Pekan Komponis Indonesia 2013
JAKARTA,S ATUHARAPAN.COM – Komite Musik-Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menyelenggarakan Pekan Komponis Indonesia (PKIna) pada tahun ini. PKIna berlangsung di Gedung Kesenian Jakarta pada Senin (2/12) hingga Kamis (5/12) mengambil tema ‘Musik Dawai Indonesia’. Konser dan lokakarya dari para pakar musik dan musisi dari pelbagai aliran akan mengisi PKIna.
Ketua Komite Musik-DKJ Aksan Sjuman mengatakan PKIna akan menjadi wadah berkumpulnya para empu musik, komponis muda, dan para pembuat alat musik. Ajang ini akan menjadi tempat bekerjasama mengembangkan bunyi baru melalui instrumen baru.
“Kami berharap mereka dapat bersinergi dengan baik di mana pembuat alat musik dapat mengembangkan atau menyempurnakan karyanya dan bagi komponis muda mengundang ide baru dalam menulis musik.” Kata Ketua Komite Musik yang dikenal dengan nama Wong Aksan.
Lanjutnya, “Mereka akan membuat musik baru yang diilhami dari dua lukisan terkenal koleksi Dewan Kesenian Jakarta yaitu Rontok karya S. Sudjojono dan Perahu buatan Rusli.”
Enam komponis muda akan diberi kesempatan tampil bergiliran selama dua malam. Mereka juga diberiki kesempatan dalam menasirkan kedua lukisan koleksi Dewan Kesenian Jakarta yaitu Rontok karya S. Sudjojono dan Perahu buatan Rusli menjadi karya musik baru.
Forum lokakarya PKIna tahun ini menghadirkan Slamet Abdul Sjukur yang akan berbicara ‘Debussy, Gamelan, dan Salah Kaprah’. Rahayu Supanggah membahas ‘Mengapa Mesti Membuat Bunyi?’. Selama acara ada pameran Organologi V yang diisi Sentana Art dari Surakarta. Antologi Musik Indonesia Seri I dan Seri II akan diluncurkan pada tanggal 4 Desember. Puncak acara pada tanggal 5 Desember dengan Gala Konser Komponis Indonesia dari enam komponis muda yang telah diseleksi intistut seni masing-masing.
Pekan Komponis Indonesia (PKIna) pertama diadakan tahun 1979 dengan nama Pekan Komponis Muda. Ini merupakan ajang pertama yang ada di Indonesia untuk para komponis muda memperdengarkan karya mereka. dari ajang ini banyak kompinis muda yang bisa berkarya di kancah internasional. Sementara itu, perkembangan internet telah membuat fungsi PKIna meluas. Sekarang para komponis bisa memperkenalkan karya mereka ke dunia internasional melalui internet. Pekan Komponis Indonesia sekarang diharapkan menjadi awal terbentuknya komunitas yang aktif dan mandiri dalam menghidupkan musik.
Editor : Bayu Probo
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...