Pekanbaru Hujan Deras Jelang Kedatangan Presiden
PEKANBARU, SATUHARAPAN.COM - Hujan deras mengguyur Kota Pekanbaru menjelang kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang mengambil alih Operasi Terpadu Darurat Asap Riau, Sabtu (15/3).
Hujan deras mulai mengguyur sekitar pukul 13.30 WIB, termasuk juga di Posko Tanggap Darurat Asap di Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin.
"Allhamdulillah, Pekanbaru hujan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.
Hujan deras hanya turun sekitar 15 menit. Berdasarkan pantuan Antara, hujan juga sempat turun di beberapa daerah di Kota Pekanbaru pada Jumat (14/3) malam.
Sutopo mengatakan, modifikasi cuaca dengan menebar garam yang dilakukan BPPT terus dilakukan. Tidak tertutup kemungkinan, hujan yang turun kali ini juga karena proses penyemaian awan itu. "Penyemaian awan menggunakan pesawat Hercules dan Cassa terus dilakukan. Semoga bencana asap ini bisa segera diatasi," katanya.
Presiden Yudhoyono dijadwalkan segera meninjau Operasi Terpadu Tanggap Darurat Asap di Provinsi Riau pada Sabtu ini.
Skenario awal, Presiden akan terbang ke Bandara Internasional Minangkabau di Padang dan melanjutkan lewat jalan darat ke Riau. Presiden dapat langsung menuju ke Pekanbaru bila hujan bisa menyapu asap dan meningkatkan jarak pandang.
Kondisi asap saat ini terlihat lebih tipis sehingga pesawat Hercules yang membawa serta Panglima TNI Jenderal Moeldoko bisa mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.
Demo Tuntut Presiden Turun Tangan
BBC melalui pemberitaannya Jumat (14/3), melaporkan unjuk rasa yang melibatkan ratusan mahasiswa dan dosen di Pekanbaru, menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung turun tangan menangani kabut asap yang menyelimuti wilayah Riau dan sekitarnya.
Sejumlah laporan menyebutkan, pelaku unjuk rasa dalam orasinya meminta Presiden "tidak hanya memperbincangkannya di media sosial" tetapi mengeluarkan kebijakan yang menyatakan kabut asap di Riau sebagai bencana nasional.
Sebelumnya, Presiden melalui akun Twitter-nya pada Kamis (13/3) malam, mengatakan telah menginstruksikan kembali agar menteri terkait dan otoritas terkait "segera melakukan operasi tanggap darurat, dengan gunakan semua cara dan alat."
Pernyataan Presiden itu untuk menanggapi keluhan dan kemarahan sebagian masyarakat Riau yang terdampak langsung akibat kabut asap yang menyelimuti wilayah Provinsi Riau dan sekitarnya.
Menurut Presiden, pemerintah pusat, pemerintah daerah, BNPB, TNI, dan Polri, telah berusaha mengatasi bencana itu. Tetapi, Presiden mengakui hasilnya belum memuaskan.
Presiden juga meminta pejabat daerah di Riau "berdiri paling depan untuk cegah dan tangani asap ini". "Kalau dalam waktu satu – dua hari ini Pemda Riau dan para menteri tidak bisa mengatasi, kepemimpinan dan pengendalian akan saya ambil alih," demikian ia menulis di akun Twitter. (Ant/BBC)
Editor : Sotyati
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...