Pekerja Bantuan Antisipasi Eksodus Warga Sipil di Mosul
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Para pekerja bantuan mengantisipasi eksodus warga sipil dari Kota Mosul yang dikuasai ekstremis setelah pasukan Irak mengatakan mereka sudah memasuki kota itu, kata sebuah kelompok bantuan pada Rabu (2/11).
Ribuan orang telah mengungsi akibat pertempuran di sekitar Mosul sejak Irak melancarkan operasi habis-habisan untuk merebut kembali kota tersebut dari tangan kelompok ISIS pada 17 Oktober.
Namun, jumlah itu bisa melonjak tajam dalam beberapa hari mendatang karena pertempuran semakin memanas setelah pengumuman militer bahwa pasukan elite sudah menerobos daerah tersebut pada Selasa.
“Kami saat ini mempersiapkan diri kami untuk kemungkinan terburuk. Nyawa 1,2 juta warga sipil berada dalam bahaya, dan masa depan seluruh Irak sekarang sedang dipertahuhkan,” kata direktur Dewan Pengungsi Norwegia untuk Irak Wolfgang Gressmann dalam sebuah pernyataan.
“Orang-orang di dan sekitar Mosul dibayangi mimpi buruk yang menakutkan dan tanpa henti selama hampir 2,5 tahun. Kita semua bertanggung jawab mengakhirinya,” ujar Gressmann.
Warga sipil hidup dalam kondisi memprihatinkan sejak operasi Mosul dimulai.
“Dalam beberapa pekan terakhir sejak operasi Mosul diluncurkan, kami melihat ribuan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, keluarga terpisah, banyak warga sipil yang terluka dan sejumlah orang lainnya tewas dibunuh penembak jitu atau karena bahan peledak,” imbuh Gressmann.
Lebih dari 20.000 orang sudah mengungsi sejak operasi dimulai, ungkap Organisasi Migrasi Internasional pada Rabu.
PBB mengatakan pihaknya menerima laporan bahwa ISIS menyandera puluhan ribu warga sipil untuk kemungkinan digunakan sebagai perisai manusia di daerah yang dikuasainya itu. (AFP)
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...