Pelajar NTT Suarakan Kerukunan Melalui Puisi dan Pidato
LARANTUKA, SATUHARAPAN.COM - Puncak Peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-75 di Kantor Kementerian Agama Flores Timur, Selasa (5/1) menjadi panggung bagi para siswa menampilkan kemampuannya dalam bidang seni. Mereka berlomba membacakan Puisi dan Pidato dengan Tema Kerukunan.
Peserta adalah para juara lomba baca puisi tingkat SD/MI se Provinsi NTT dan lomba pidato tingkat SMP/MTs, dan tingkat SMA/MA/SMK dan SMAK se Provinsi NTT. Kompetisi digelar secara virtual oleh Kankemenag Kab Flores Timur bekerjasama dengan Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) Cabang Flores Timur.
Lomba Baca Puisi dimenangkan oleh Gabriella Katarina B Watokolah dari SDI Supersemar Larantuka. Gabriella tampil membawakan Puisi Karya Adelina Hudaya dengan Judul “Saudaraku Dengarlah”.
Dengan intonasi tajam dan penghayatan yang mendalam, Gabriela dinilai dewan juri sukses membahaskan kerukunan dalam ragam perbedaan sesuai pesan penulis puisi.
"Saudaraku, dengarlah harapku, meski kepercayaan kita berbeda, kita tetaplah satu. Meski agama tak sama kitalah pewaris pendahulu,” tuturnya dalam sebaris puisi.
Demikian halnya dengan juara I Lomba Pidato tingkat SMP/MTs, Hilarius Ola Muda dari SMPN 3 Wulanggitang – Flores Timur. Ia dengan lantang menyuarakan kerukunan dan mengajak semua pihak dengan latar belakang yang berbeda untuk saling menghargai dan menghormati demi kedamaian, ketenteraman, dan kerukunan umat di Indonesia, secara khusus di Kabupaten Flores Timur.
"Keberagaman dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dapat dihindari. Namun harus diakui, perbedaan menjadi suatu kekayaan bersama yang mesti dijunjung dan dihormati tetapi pada sisi yang lain bisa menjadi suatu ancaman bagi kehidupan bangsa. Maka, saya mengajak kita semua para generasi muda untuk menghargai dan menghormati perbedaan dan keberagaman ini,” katanya.
Juara I Lomba Pidato tingkat SMA/MA/SMK/SMAK, Siti Khadijah Abdul Kadir, Siswa SMK Sura Dewa Larantuka, membuka wawasan semua orang dengan pidato kerukunan yang mengambil kisah “Nayu Baya”. Ini adalah sebuah kisah persatuan dan kerukunan dalam peradaban masyarakat Flores Timur; tentang dua kampung kakak beradik yang saling hidup rukun dan damai tanpa ada pertikaian.
Siti Khadijah juga menceritakan bagaimana peran umat Katolik dalam mendukung Renovasi Masjid As Syuhada Ekasapta di Larantuka – Kabupaten Flores Timur pada Tahun 2008. Siti Khadijah dalam pidatonya tersebut mengutip pernyatan Ketua MUI Kabupaten Flores Timur, Ahmad Bethan bahwa pembangunan Masjid As Syuhada Ekasapta Larantuka sejak awal melibatkan umat Katolik di Larantuka.
"Bahwa empat pilar (tiang) penyanggah Kubah Masjid disumbangkan oleh seorang Bruder, seorang rohaniawan Katolik,” jelasnya menirukan.
Kisah “Nayu Baya” tersebut lantas mengajak generasi saat ini untuk terus mempererat tali silaturahmi, bekerjasama, saling membantu serta menjaga persatuan dan kesatuan untuk Indonesia yang lebih rukun dan maju.
Kepala Kankemenag Flores Timur, Martinus Tupen Payon, dalam sambutannya mengaku kagum dengan penampilan peserta lomba. Baginya ungkapan dan bahasa kerukunan yang dipersembahkan oleh para siswa telah mengajarkan semua pihak untuk memperhatikan makna kerukunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Luar biasa para siswa kita yang tampil hari ini. Mereka dengan semangat menyuarakan kerukunan umat beragama. Tentunya menjadi pekerjaan bagi kita semua, para pemimpin untuk menghayati arti penting dari kerukunan itu sendiri,” ungkapnya.
Lebih dari itu, Martinus Tupen Payon juga mengapresiasi inisiatif menggelar lomba Baca Puisi dan Lomba Pidato dengan tema kerukunan. Ajang ini telah melahirkan bakat-bakat potensial Flores Timur yang harus terus dibimbing dan diperhatikan oleh lembaga pendidikan untuk meningkatkan kemampuan dan kreatifitasnya di masa mendatang.
"Terima kasih Agupena Flores Timur atas kerjasamanya sehingga menghasilkan bakat-bakat potensial untuk dapat dikembangkan kedepannya,” ungkapnya.
Lomba baca puisi dan lomba pidato dengan tema kerukunan secara virtual ini diikuti 62 peserta dari beberapa satuan pendidikan se Provinsi NTT. Para peserta mengirimkan video penampilannya baik baca puisi maupun pidato yang sudah diupload melalui Youtube ke Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) Flores Timur sebagai tim penilai.
Seluruh video yang masuk dinilai oleh tim juri yang sudah disiapkan oleh Agupena Flores Timur. Hasil penilaian dewan juri ditetapkan dalam Satu Surat Keputusan oleh Agupena Flores Timur yang hasil kejuaraannya bersifat final dan tidak dapat diganggu.
Berikut daftar nama para juara:
Lomba Baca Puisi Tingkat SD/MI
Juara I: Gabriella Katarina Watokolah (SDI Supersemar Larantuka), https://youtu.be/ql9ZLkqw5_U
Juara II: Elisabeth Ina Boli (SDI Supersemar Larantuka) https://youtu.be/hNJHi7l1g88
Juara III: Chania Dinintya Rosa Tejasari (MIN 2 Flores Timur) https://youtu.be/VN3FfTBIcAY
Lomba Pidato Tingkat SMP/MTs
Juara I: Hilarius Ola Muda (SMPN 3 Wulanggitang – Flotim), https://youtu.be/VN3FfTBIcAY
Juara II: Felixia Evania Fendy Larantukan ( SMPK Ratu Damai Larantuka), https://youtu.be/THNx61HjcYg
Juara III: Maria Yustina Aprilia (SMPN 2 Larantuka), https://youtu.be/_i_RHvwwd_U
Lomba Pidato tingkat SMA/MA/SMK/SMAK
Juara I: Siti Khadijah Abdul Kadir (SMK Sura Dewa Larantuka), https://youtu.be/PGC6uKXGBL8
Juara II: Ummu Rodhatul Mutmainah (MAN 1 Flores Timur), https://youtu.be/QbzJX2PUW0w
Juara III: Silvianus Grarde Ledan Tukan ( SMAK Monte Carmelo Maumere – Sikka), https://youtu.be/SeHNNrHnk_I
Para juara lomba ini mendapatkan tropy kejuaraan berupa piala, piagam penghargaan, dan uang pembinaan. (Kemenag)
Mega Move it Fest Bangkitkan Musisi Timur dari Ambon
AMBON, SATUHARAPAN.COM - Festival musik tahunan "Mega Move it Fest", membangkitkan kembali...