Pelajar SMK Belajar Produksi Suku Cadang Alutsista TNI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama tiga kementerian lain, yaitu Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), Kementerian Perindustrian, dan Kementerian BUMN, melakukan kerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI), dalam penelitian dan pengembangan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan non-alutsista, yang tertuang dalam Nota Kesepahaman.
Khusus untuk Kemendikbud, Nota Kesepahaman berisi poin kesepahaman tentang kesempatan bagi pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK), untuk belajar merawat dan memproduksi suku cadang alutsista milik TNI.
“Untuk Kemendikbud, poinnya adalah pemanfaatan laboratorium-laboratorium milik TNI, sebagai media pembelajaran dan kesempatan bagi siswa SMK, untuk belajar merawat dan memproduksi suku cadang alutsista milik TNI,” kata Mendikbud, saat memberikan sambutan mewakili menteri-menteri lain dalam acara penandatanganan Nota Kesepahaman di Aula Gatot Subroto Mabes TNI, Jakarta, (21/3).
Pelibatan pelajar SMK, dalam merawat dan memproduksi alutsista TNI itu bertujuan, untuk membangun kemandirian pertahanan. Selama ini, apabila ada suku cadang yang bermasalah, maka pemesanan ke negara lain dapat berjalan lama dan mahal. Ketergantungan yang berlebihan terhadap negara lain dalam hal suku cadang alat pertahanan negara dipandang tidak baik, sehingga penting untuk mewujudkan kemandirian pertahanan dengan melibatkan generasi bangsa.
Dalam Nota Kesepahaman itu juga tertuang tentang kesempatan bagi pelajar SMK untuk dapat memanfaatkan berbagai laboratorium milik TNI sebagai sarana pembelajaran. Mendikbud mengatakan, TNI memiliki berbagai fasilitas yang bisa menjadi wadah pembelajaran bagi para siswa. “TNI memiliki fasilitas, maka izinkan anak-anak belajar di situ, karena fasilitas itu tidak ditemukan di semua tempat,” katanya.
Selain itu, kata Mendikbud, satu hal yang tak kalah penting dari Nota Kesepahaman ini adalah terbukanya kesempatan berinteraksi yang lebih luas antara anggota TNI dengan berbagai elemen bangsa, khususnya generasi muda bangsa.
“Adanya interaksi, dapat membangun perasaan sebangsa untuk ikut menjaga republik ini. TNI adalah institusi yang tak pernah diragukan kerelaannya untuk berkorban dan mendapatkan kehormatan mewakili kita semua menjaga republik ini. InsyaAllah semangat itu akan tertular kepada anak-anak kita,” kata Mendikbud.
Nota Kesepahaman tersebut melingkupi tiga hal, yaitu penelitian dan pengembangan alutsista dan non-alutsista; pemberdayaan sumber daya penelitian dan pengembangan, serta peningkatan kualitas peneliti/perekayasa; dan penggunaan fasilitas penelitian dan pengembangan alutsista dan non-alutsista. Nota Kesepahaman itu berlaku lima tahun terhitung sejak ditandatangani dan dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan.
Editor : Sotyati
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...