Pelajaran dari Kambing dan Babi
Kambing dan babi yang hidup berdasarkan naluri, ternyata bisa saling menghidupi.
SATUHARAPAN.COM – Ini merupakan kisah nyata di tempat tinggal saya di Manubara-Waingapu. Seekor kambing beranak satu menyusui bayi babi sejak usia satu minggu bersama anaknya karena ditinggal mati induknya. Setiap hari bayi babi ini menyusu, bermain dan tidur bersama induk kambing dan anaknya. Induk kambing tadi bukan saja menyusui bayi babi, tetapi juga melindunginya dari serangan kambing atau anjing di sekitarnya. Agaknya, dia merasa bertanggung jawab menghidupi anak asuhnya.
Kisah ini sangat membekas dalam benak saya berkait dengan kemajemukan agama. Dua jenis binatang ini telah dipakai sebagai stereotipe untuk menunjuk pemeluk agama Islam dan Kristen. Yang satu hanya boleh makan kambing, yang lainnya boleh makan keduanya. Tetapi, yang sering terjadi, dalam hidup bersama di nusantara kedua golongan pemeluk agama ini banyak kali saling silang jalan dan tidak akur. Ibarat kambing dan babi tidak bisa dimasak dalam kuali yang sama.
Namun, dari kisah tadi tampak jelas, kambing dan babi bisa hidup bersama dan tidak saling silang terus. Bahkan kambing rela membagi susunya untuk anak babi dan anak kambing pun tidak keberatan berbagi dengan saudaranya walaupun sangat berbeda dengan dirinya.
Kambing dan babi yang hidup berdasarkan naluri, ternyata bisa saling menghidupi. Kalau dua binatang tadi bisa demikian solid dan mau berbagi hidup, mengapa manusia yang berakal budi justru sering tidak bisa hidup bersama?
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...