Pelaksanaan Peringatan Pekan Doa di Dunia
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Pekan Doa untuk Persatuan Umat Kristen tahun ini telah diperingati secara global di dunia. Peringatan ini dilaksanakan melalui doa, refleksi, pelayanan ekumenis, dan perayaan yang dipusatkan pada pertanyaan Rasul Paulus dalam 1 Korintus 1:1-17 “Adakah Kristus terbagi-bagi?” sebagai tema doa tahun ini. Adapun tema itu dipersiapkan oleh gereja-gereja Kanada.
Pekan doa, yang dirayakan setiap tahunnya pada 18 dan 25 Januari (di bumi bagian utara) atau pada masa Pentakosta (di bumi bagian selatan) itu membawa seluruh umat Kristen dari berbagai latar belakang aliran, dalam doa.
Sejak 1968, bahan-bahan liturgis dan biblis untuk pekan tahunan ini dikoordinasikan oleh Dewan Gereja Dunia (The World Council of Churches, WCC) melalui Faith and Order Commisson dan juga oleh Gereja Katolik Roma (GKR) melalui The Pontifical Council for Promoting Christian Unity.
The Pontifical Council for Promoting Christian Unity sendiri merupakan dewan yang lahir dari kerinduan Paus Yohanes XXIII agar keterlibatan Gereja Katolik pada gerakan ekumenis menjadi salah satu perhatian Konsili.
WCC dalam laporannya pada Jumat (24/1) menyatakan bahwa bahan-bahan pekan doa tahun ini disiapkan oleh para penulis yang dipimpin oleh The Canadian Centre for Ecumenism di Montréal, The Prairie Centre for Ecumenism di Saskatoon,serta The Atlantic Ecumenical Council of Churches di Toronto.
Konteks keberagaman Kanada tercermin dalam ibadah yang diakhiri dengan tanda perdamaian melalui simbol Prancis Kanada, “Don de Dieu”. Simbol itu menunjukkan anugerah yang berbeda-beda pada masing-masing gereja Kristen sehingga semua gereja dapat saling berbagi satu sama lainnya.
Pendahuluan untuk tema tahun ini, mengacu pada bacaan gereja-gereja Kanada yaitu mengenai bagaimana menjalani hidup dalam keberagaman, namun tetap setia dalam kerinduan Yesus untuk persatuan murid-murid-Nya. Bacaan itu membawa pada suatu refleksi pada pertanyaan Rasul Paulus dalam 1 Korintus: “Adakah Kristus terbagi-bagi?”
Pertanyaan itu kemudian dijawab oleh komunitas gereja, “Dalam iman kita menjawab, ‘Tidak!’, namun kenyataannya komunitas gereja kita masih terus membagi diri.”
Selain itu, 1 Korintus juga mengarahkan umat Kristen pada cara untuk menghargai dan menerima pemberian orang lain di tengah-tengah keberagaman. Hal ini diyakini dapat menjadi suatu dorongan untuk berkarya bagi persatuan umat Kristen.
Doa di Seluruh Dunia
Churches Together in Britain and Ireland (CTBI) bekerja sama dengan Christian Aid dalam memperingati Pekan Doa untuk Persatuan Umat Kristen tahun ini. Tema tahun ini dikaitkan dengan perhatian mengenai perpecahan dan iman Kristen dan beberapa isu terkait kemiskinan dan advokasi untuk keadilan.
Di Berlin, the Council of Christian Churches di Jerman juga melaksanakan perayaan ekumenis untuk pekan doa. Presiden parlemen Jerman, Norbert Lammert, membawakan khotbah pada perayaan di St Hedwig’s Cathedral dengan tema “Satu iman dalam Kristus sebagai jembatan di antara berbagai kebudayaan”.
Sejumlah gereja di Yerusalem, termasuk gereja-gereja Anglikan, Ortodoks, dan Katolik melaksanakan pelayanan ekumenis juga melalui pekan doa.
Pekan doa juga diperingati di Republik Korea, yaitu di lokasi Sidang Raya ke-10 WCC, di mana Dewan Nasional Gereja-gereja Korea bersama gereja-gereja Katolik di sana menjadi pelaksananya.
Pelayanan ekumenis lainnya selama pekan doa ini juga dilaksanakan di Fiji dengan melibatkan Dewan Gereja-gereja Fiji, seperti di Peru, di mana pelayanan ekumenisnya dilaksanakan oleh berbagai gereja.
Di Jenewa, berbagai perayaan dilakukan untuk memperingati pekan doa, misalnya dengan melaksanakan doa malam di St Pierre Cathedral, dan sakramen baptisan yang dirayakan secara ekumenis di ibadah Minggu.
Pelayanan yang mengambil tempat di Ecumenical Centre itu dilaksanakan oleh Persekutuan Gereja-gereja Kristen di Jenewa. Pembawa firman dalam pelayanan tersebut adalah Uskup Charles Morerod, yaitu Uskup Gereja Katolik di Keuskupan Lausanne, Jenewa dan Fribourg.
Saat berada di Roma, para mahasiswa dari Institut Ekumenis WCC di Bossey juga berpartisipasi pada pekan perayaan kepausan dalam Pekan Doa untuk Persatuan Umat Kristen di The Basilica of St Paul Outside the Walls.
Bahan-bahan pekan doa itu tersedia dalam bahasa Inggris, Prancis, Jerman, dan Spanyol. Bahan-bahan itu misalnya saran pelaksanaan perayaan yang dapat diadaptasi gereja-gereja lokal ke dalam liturgi sesuai konteks sosial dan budaya mereka. Selain itu, renungan Alkitab dan pengenalan konteks ekumenis di Kanada juga disediakan dalam semua bahasa tersebut. (WCC)
Editor : Sotyati
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...