Pelaku Penembakan Oregon Dikenal Anti Organisasi Keagamaan
ROSEBURG, SATUHARAPAN.COM – Pelaku penembakan, Chris Harper Mercer (26) diduga membenci agama.
Pihak berwenang Amerika Serikat mengidentifikasi pelaku penembakan fatal di Umpqua Community College di Oregon, menurut media pada Kamis (1/10). Sejumlah media seperti CNN, CBS dan NBC mempublikasikan nama Mercer namun pihak berwenang belum secara resmi mengidentifikasinya.
Pihak berwenang hanya mengatakan pelaku penembakan merupakan seorang pria berusia 20-an tahun. Sejumlah laporan juga melansir bahwa dia bukan seorang mahasiswa di Umpqua Community College yang terletak di wilayah pinggiran Roseburg.
Setelah menembaki para mahasiswa yang membuat 13 orang tewas, Mercer terlibat saling tembak dengan polisi yang berakhir dengan tewasnya Mercer.
Dalam situs kencan online yang terdaftar atas nama Mercer, ia mencatat dalam catatan profilnya sebagai seorang konservatif, Republikan, dan memasukkan organisasi keagamaan sebagai hal yang tidak ia sukai.
Apakah kebenciannya itu yang membuat Mercer melepaskan tembakan di sebuah perguruan tinggi di Roseburg, Oregon, bertanya pada calon korban, apakah mereka Kristen atau tidak. Dan, kemudian menembak mereka.
Anastasia Boylan (18), yang ditembak oleh Chris Harper Mercer dan bertahan hidup dengan pura-pura mati, melalui ayahnya menceritakan kejadian itu.
“Dia berdiri di sana dan mulai bertanya satu persatu apa agama mereka.”
“‘Apa kamu beragama Kristen?’ dia bertanya. Dan, ‘jika kamu seorang Kristen ayo berdiri’ dan mereka akan berdiri. Dia akan mengatakan ‘karena kamu adalah seorang Kristen, kamu akan melihat Tuhan dalam waktu sekitar satu detik dan kemudian dia menembak dan membunuh mereka. Dan ia terus melakukan hal ini kepada orang-orang.’”
Tanggapan dari Orang Kristen
Sebuah doa bersama diadakan di Roseburg pada Kamis malam, beberapa jam setelah penembakan terjadi.
“Dalam kesedihan kami, kami akan mengingat dan menghormati mereka meninggal di sini hari ini,” kata Gubernur Kate Brown kepada para hadirin. “Dan dengan cara ini, mereka akan hidup selamanya di dalam hati kita.”
Presiden interim di perguruan tinggi itu, Rita Cavin, meminta orang untuk berbagi kasih mereka, tidak kemarahan mereka, dengan mereka yang terkena dampak.
“Kemarahanlah yang menyebabkan hal ini, dan kita tidak bisa memiliki kemarahan di sekitar kita saat ini juga.”
Seorang wanita dalam acara itu mengatakan dia meminta penembak dan keluarganya harus dimasukkan dalam doa,
“Saya tidak tahu saya akan sedih jika anak saya yang melakukan ini,” kata Barbara Contreras, seorang ibu dari enam anak. “Mereka akan merasa bersalah seperti itu. Mereka kehilangan anak mereka malam ini juga.”
Sebuah gereja lokal, New Life Christian Center, tuan rumah pertemuan doa pada Kamis malam itu. Dan, gereja itu tetap terbuka sepanjang malam menyediakan konseling dengan pendeta dari seluruh daerah.
At 6:30pm tonight we are calling for an urgent prayer meeting to cover our community in the midst of the crises that...
Posted by New Life Christian Center Roseburg on 1 Oktober 2015
Barack Obama berbicara tentang penembakan di Umpqua Community College kemarin, mencatat fakta tragis yang ini menjadi kejadian biasa di Amerika Serikat.
“Seperti yang saya katakan hanya beberapa bulan lalu, dan saya mengatakan beberapa bulan sebelum itu, dan saya berkata setiap kali kita melihat salah satu dari ini penembakan massal, pikiran dan doa-doa kita tidak cukup,” kata Obama. “Ini tidak menangkap sakit hati dan kesedihan dan kemarahan yang kita rasakan. Dan, sampai sekarang kita tidak melakukan apa-apa untuk mencegah pembantaian ini akan terjadi di tempat lain di Amerika minggu depan atau beberapa bulan dari sekarang.”
Dia menambahkan, “Entah bagaimana, ini telah menjadi rutinitas. Pelaporan tersebut rutin. Tanggapan saya di sini di podium ini akhirnya menjadi rutinitas. Percakapan pasca itu. Kami telah menjadi mati rasa untuk ini.”
“Setiap kali ini terjadi, saya akan mengatakan bahwa kita benar-benar bisa dapat melakukan sesuatu tentang hal itu, tapi kita akan harus mengubah undang-undang kita,” katanya. “Saya berharap dan berdoa bahwa saya tidak perlu muncul lagi selama masa jabatan saya sebagai presiden untuk mengucapkan belasungkawa saya kepada keluarga dalam keadaan ini. Tapi, berdasarkan pengalaman saya sebagai presiden, saya tidak bisa menjamin itu—dan itu mengerikan untuk dikatakan. Padahal, itu bisa berubah.”
Bertentangan dengan reaksi Obama, Pastor Ron Laeger, pemimpin Wellspring Bible di Oregon, mengatakan kepada BBC breakfast dia pikir mempersenjatai siswa adalah jawabannya.
“Jika, siswa memiliki senjata-senjata mereka, mereka bisa berjuang dan melindungi diri sendiri,” katanya.
Tanggapan ini telah menyebabkan kemarahan di media sosial. Orang-orang menyerukan supaya kepemilikan senjata dilarang bukannya malah didorong.
Franklin Graham menanggapi tragedi tersebut segera setelah kejadian, memanggil orang-orang untuk bergabung dengannya dalam doa.
My prayers are for the families of those who have been killed and all those wounded in the tragic shooting today in...
Posted by Franklin Graham on 1 Oktober 2015
Hillary Clinton Serukan Reformasi Pengendalian Senjata
Bakal calon presiden dari partai Demokrat Hillary Clinton menyerukan reformasi aturan pengendalian senjata yang “masuk akal.”
“Itu baru saja melampaui pemahaman saya bahwa kita melihat pembunuhan massal terjadi lagi dan lagi dan lagi,” ujar Clinton kepada sejumlah wartawan, Kamis, seraya menambahkan bahwa para anggota parlemen harus membentuk “keinginan politik” untuk bertindak terkait aturan senjata.
“Saya mengetahui terdapat cara untuk memberlakukan kebijakan pengendalian senjata logis yang membantu mencegah kekerasan, menghalangi senjata jatuh ke pihak yang salah, dan menyelamatkan banyak orang,” tambah kandidat unggulan dari partai Demokrat.
“Saya berkomitmen untuk melakukan semua hal yang saya bisa untuk mencapai hal tersebut.”
Sejumlah bakal calon partai Republik yang berbicara setelah insiden penembakan tersebut mengheningkan cipta bagi para korban dan mereka yang terdampak, namun para kandidat tampaknya menjauh dari upaya menyinggung pengendalian senjata, yang masih merupakan topik kontroversial di tengah maraknya insiden penembakan di sekolah AS setiap tahunnya.
“Mari kita berdoa untuk Umpqua Community College, para korban, dan keluarga yang terdampak dari tragedi kejam ini,” kata mantan gubernur Florida Jeb Bush. (christiantoday.com/AFP/thedailybeast.com)
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...