Pelatih Panahan berharap DKI Perbaiki Peringkat di Peparnas 2016
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pelatih panahan atlet penyandang disabilitas Provinsi DKI Jakarta, Tanu Nugraha berharap adanya perbaikan peringkat dari kontingen DKI Jakarta di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) pada 2016 mendatang dibanding pencapaian di Peparnas 2012 yang diselenggarakan di Pekanbaru, Provinsi Riau.
“Sekarang ini program satu tahun (pelatihan daerah) sudah mendekati akhir, di Oktober nanti. Nah, kalau Oktober nanti mereka belum sampai pada target yang ditentukan maka kita harus tanyakan, karena dari rangking kita harus ada peningkatan. Kalau di Riau itu ketujuh, kita mengharapkan kita bisa lompat keempat atau ketiga,” kata Tanu Nugraha kepada satuharapan.com, Sabtu (8/8) di Lapangan Panahan Pulomas, Jalan Kayu Putih Utara I, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta.
Tanu berharap demikian, akan tetapi seluruh cabang olah raga penyandang disabilitas masih melihat sarana dan prasarana. “Jangan lupakan juga kita melihat kemampuan materi atlet kita, kita harus lihat cabang mana saja yang bisa membawa kita (DKI Jakarta) menembus tiga atau empat besar,” kata dia.
Pada Peparnas 2012 – yang digelar di Pekanbaru, Riau– kontingen DKI Jakarta berada di peringkat ketujuh klasemen akhir dengan perolehan total 58 medali yang terdiri dari 23 medali emas, 9 perak, dan 26 perunggu. Saat itu, Provinsi Jawa Tengah menyabet juara umum dengan total 186 medali yang terdiri dari 89 medali emas, 55 perak, dan 42 perunggu, diikuti Provinsi Jawa Barat, dan tuan rumah Riau di urutan ketiga.
Tanu berharap dari cabang-cabang unggulan lain bisa memperbaiki peringkat Provinsi DKI Jakarta. “Tetapi kalau di panahan ini tercapai dalam teori dan penerapan secara ilimiah ya kita berani,” kata dia.
Tanu menjelaskan saat ini dia memantau perkembangan latihan mendasar sekaligus penilaian lima atlet panahan disabilitas Provinsi DKI Jakarta–Udin, Jujur Saragih, Slamet, Zainuddin, dan Cindy Octarina–pemusatan program latihan panahan sudah dimulai sejak akhir 2014. “Oktober nanti akan kita evaluasi lagi, dan kemungkinan akan kita padatkan latihannya,” kata dia.
Dalam mencapai peningkatan prestasi pemain di cabang olah raga panahan bagi atlet difabel, Tanu menerapkan metode latihan dengan serius tapi santai.
“Kalau cara melatih saya santai dan bercanda itu artinya kita tetap serius, dalam artian saya tidak memberi rasa stress atau depresi kepada para atlet karena permasalahannya cabang ini (panahan) sangat complicated, karena coba kalau Mas, lihat. Mulai dari merangkai busur panah saat untuk latihan, dan target sasaran semuanya sudah sangat rumit, belum lagi andaikan ada alat panahan yang harus diganti karena kurang memenuhi syarat pertandingan secara internasional,” kata dia.
Tanu menyebut bahwa dia tidak mencontek metode kepelatihan orang lain, akan tetapi dalam metode kepelatihan khususnya bagi atlet penyandang disabilitas dia tidak melupakan sisi human interest.
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Eben E. Siadari
Jakbar Tanam Ribuan Tanaman Hias di Srengseng
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat menanam sebanyak 4.700...