Peluang Paus Fransiskus Menangi Nobel Perdamaian 2015 Menguat
OSLO, SATUHARAPAN.COM – Setelah sebelumnya nama Kanselir Jerman, Angela Merkel, difavoritkan untuk memenangi Hadiah Nobel Perdamaian 2015, kini ada pergeseran ke dua nama lain, menjelang pengumuman pemenang, hari ini (9/10) pukul 11:00 waktu setempat.
Nama Paus Fransiskus mencuat atas keteguhannya menentang senjata nuklir demikian juga sebuah lembaga internasional antinuklir yang berbasis di Jenewa, International Campaign to Abolish Nuclear Weapon (ICAN), disebut-sebut berpeluang memenangi penghargaan yang juga meliputi uang US$ 972 ribu tersebut.
Lembaga penyiaran negara Norwegia, NRK dan Nobeliana, sebuah situs yang dikelola oleh sejarawan yang mengkhususkan diri melacak penerima penghargaan Nobel, menjagokan Paus Fransiskus dan ICAN.
Menurut NRK, penentangan Paus Fransiskus terhadap senjata nuklir mendorong peluangnya untuk memenangi Nobel Perdamaian, ditambah dengan peranannya dalam mendorong tercapainya pembukaan kembali hubungan diplomatik AS dan Kuba. Selain itu ensikliknya tentang perubahan iklim dianggap merupakan andil yang penting menyampaikan seruan keadilan sosial dunia.
Reuters melaporkan, kedua organisasi tersebut juga menyoroti Setsuko Thurlow, yang selamat dari bom nuklir Hiroshima, sementara Nobeliana memilih Sumitero Taniguchi, yang selamat dari serangan atom di Nagasaki.
NRK, yang telah benar memprediksi sejumlah pemenang, juga menyebut Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry sebagai pesaing Paus untuk memenangi Nobel Perdamaian atas peran mereka merampungkan kesepakatan program nuklir kedua negara.
Selain nama-nama yang dianggap berpeluang kuat tersebut, sejumlah pakar juga menyebut nama-nama lain, termasuk Presiden Kolombia Juan Manuel Santos dan pemimpin pemberontak Marxis Rodrigo Londono, atas upaya mereka mengakhiri perang yang telah merusak Kolombia selama lima dekade.
Kanselir Jerman Angela Merkel, badan pengungsi PBB UNHCR, imam Eritrea Mussie Zerai dan walikota pulau Italia Lampedusa, Giusi Nicolini, juga telah disebut secara luas karena pekerjaan mereka berurusan dengan krisis pengungsi.
Surat kabar Rusia Novaya Gazeta dan pemimpin redaksinya, Dmitry Muratov, yang dikenal atas penyelidikan mereka terhadap korupsi, dan ginekolog Kongo Denis Mukwege, yang membantu korban kekerasan seksual, juga telah banyak disebut.
Sekitar 273 individu dan organisasi telah dinominasikan oleh pemenang Nobel masa lalu, para pemimpin politik dan pejabat lainnya.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...