Peluncuran Buku Tokoh Inspiratif dalam Pendidikan Islam
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama, meluncurkan dua buku, Mendidik Tanpa Pamrih: Kisah Para Pejuang Pendidikan Islam dan Mutiara Terpendam: Profil Para Penerima Beasiswa Pendidikan Islam, di Aula HM Rasyidi Gedung Kementerian Agama, Senin (23/3).
Kedua buku yang diterbitkan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam ini bukan sekadar memuat tokoh-tokoh yang menginspirasi, tapi juga membuktikan kehadiran negara dalam memajukan pendidikan.
Buku Mendidik Tanpa Pamrih: Kisah Para Pejuang Pendidikan Islam berisi 30 profil orang yang mengabdikan hidup untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada yang lain dan tanpa mengharapkan imbalan. Pelayanan pendidikan yang mereka lakukan semuanya diberikan kepada jenis pendidikan nonformal, seperti pengajian di pesantren, madrasah diniyah, atau di musala. Sementara lokasi pelayanan pendidikan juga beragam, di masyarakat industri, masyarakat miskin, pulau terpencil, lembaga pemasyarakatan, hingga lokalisasi.
Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin mengatakan, “Tidak sekadar mengajar, mereka juga menjadi pendidik, motivator, dan teladan bagi komunitasnya.”
Menurut Guru Besar UIN Alauddin Makassar itu, tokoh yang terpotret dalam buku ini mengajari kita bahwa praktik mengajar itu tidak sebatas mengajarkan ilmu pengetahuan. Lebih dari itu, mereka mengajar dengan hati dan cinta. Dari situ, mereka terbukti berhasil melahirkan generasi bangsa yang tidak hanya cerdas dan pintar, tapi juga saleh dan berakhlakul karimah.
Buku itu, contohnya, memotret kisah Meirina Wanti, perempuan muda belia yang mengabdikan diri mengajar di lingkungan Lapas Sidoarjo. Pada saat anak muda sebayanya gemar hura-hura, Wanti yang saat pertama mengajar di Lapas Sidoarjo berusia 18 tahun, memilih berbagi cahaya pengetahuan kepada pencuri sampai pembunuh.
Buku itu juga memotret sosok Sujanto yang memilih menghindari ingar-bingar kesibukan ekonomi Kota Tarakan dan memilih menyibukkan diri pada aktivitas yang tidak populer, seperti mengajar mengaji, membuat betah anak-anak di musala, mengenalkan bedug dan kentongan, hingga mengajar kaligrafi.
Sementara buku Mutiara Terpendam: Profil Para Penerima Beasiswa Pendidikan Islam berisi 50 profil santri pondok pesantren yang berhasil mendapat beasiswa dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam untuk kuliah di perguruan tinggi ternama di Indonesia, seperti ITS, UGM, ITB, IPB, Unair, UPI, dan beberapa UIN.
Pemilihan profil itu berdasarkan beberapa kriteria, yaitu santri berasal dari keluarga kurang mampu, dari wilayah terdepan (terpencil), berprestasi menjadi mahasiswa terbaik di kampus masing-masing, mendapatkan beasiswa lanjutan untuk kuliah di luar negeri, memiliki prestasi nonakademik seperti juara lomba tahfidz Alquran atau juara debat, dan mengabdikan diri untuk menjadi aktivis, malayani yang lain.
Penerbitan kedua buku ini sekaligus untuk menegaskan bahwa tuduhan negara abai terhadap dunia pendidikan tidak sepenuhnya benar. Ada banyak hal yang sudah dan akan dilakukan Kementerian Agama dalam memajukan pendidikan di Tanah Air. (PR/kemenag.go.id)
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...