Pemahaman Remaja Tentang Kristologi
SATUHARAPAN.COM - Melanjutkan pembahasan hasil dan analisa Penelitian Barna terhadap generasi usia 13-17 tahun ditemukan temuan menarik bahwa remaja Kristen Indonesia memilki pemahaman yang lebih dalam dan kuat mengenai keilahian Yesus. Hasil ini jauh lebih kuat dibandingkan dengan hasil remaja di Global. Dapat diduga karena remaja Kristen Indonesia mendapatkan pengajaran Iman tentang Kristologi yang tidak terlalu dipengaruhi oleh pandangan liberal barat. Dalam aspek pengenalan dan pemahaman tentang Yesus Kristus, remaja Indonesia juga diperkuat unsur pengalaman iman mengenai keilahian Yesus dalam hidup mereka sehari-hari.
Kristologi
Sebanyak 27 persen remaja Indonesia other faith mengakui Yesus sebagai nabi dan akan datang kelak dalam kedatanganNya yang kedua kali. Jumlah hampir sepertiga responden Indonesia merupakan jumlah yang cukup besar dan potensial untuk memperkenalkan kristologi pada tahap hingga ketuhanan dan keilahian Yesus sebagai Tuhan dan Jurselamat. Hal ini juga bisa menjadi titik temu untuk menjembatani dialog iman Kristen dan remaja other faith terkait dengan Kristologi. Dialog lintas iman dengan tema kristologi dimata remaja bisa menjadi model pembelajaran ruang perjumpaan dialog lintas iman untuk memahami pluriformitas sehingga tidak lagi ada upaya-upaya seperti ucapan pengkafiran kepada orang yang berbeda agama dan keyakinan, khususnya di masyarakat dan di sosial media.
Gambaran remaja tentang Yesus juga sangat positif karena 71 persen remaja mengatakan bahwa Yesus digambarkan sebagai sosok pribadi yang dermawan dan murah hati. Sebanyak 67 persen menyatakan bahwa Dia mempedulikan sesama. Dan sejumlah 61 persen menyatakan bahwa Dia dapat dipercaya dan terpercaya. Gambaran-gambaran mengenai Yesus yang sangat positif ini menunjukkan bahwa gaya hidup kekristenan yang berhubungan dengan kedermawanan atau filantropi kemurahan hati, kepeduliaan kepada sesama serta dapat dipercaya dalam segala aktivitas akan sejalan dengan upaya-upaya pekabaran Injil untuk memperkenalkan Kristus kepada sesama.
Inklusivitas Remaja
Sebagaimana kita ketahui bahwa pemahaman kristologi yang inklusif akan membantu mengasuh remaja dalam mengembangkan pemahaman iman yang inkulif pula. Ciri khas inklusifitas adalah menghargai perbedaan, memahami perbedaan sebagai sarana saling memperlengkapi dan memperkaya. Remaja ada pada tahap penemun identitas diri yang perlu untuk menjadikan Yesus sebagai role model yang dicontoh dan diteladani. Inklusifitas sifatnya merangkul bukan memukul, mengajak dan bukan mengejek, membully atau menghina bahkan mengolok-olak remaja lainnya. Remaja dapat diarahkan bahwa dalam relasi dengan keimanan kepada Yesus Kristus yang peduli dan dermawan, dapat dipercaya dan diandalkan, dalam keilahiannya juga dapat menyatakan karya kepada kemanusiaan menegaskan pola leadership yang melayani sesama. Model inklusifitas ini selaras dengan temuan menarik bahwa Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang dermawan. Inklusifitas remaja juga bisa diarahkan pada karya-karya pekabaran Injil tentang Yesus Kristus dalam program peduli remaja, yang yatim piatu, yang rentan dan bahkan menjadi anak jalanan, forum anak dan remaja yang mengembangkan potensi kepemimpinan inklusif dan memahami keberagaman.
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...