Pemanasan Global Jadi Ancaman Terbesar Beruang Kutub
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Otoritas satwa liar Amerika Serikat (AS), hari Senin (9/1), merilis rencana besar untuk mencoba menyelamatkan beruang kutub Arktik dari kepunahan, saat pemanasan global menyebabkan habitat es mereka mencair dalam laju yang semakin cepat.
Dengan hanya 22.000 sampai 25.000 beruang kutub yang diperkirakan tersisa di dunia, Rencana Manajemen Konservasi Beruang Kutub dari Dinas Perikanan dan Satwa Liar (Fish and Wildlife Service/FWS) AS menyerukan serangkaian aksi untuk menyelamatkan makhluk langka tersebut.
Terdapat sembilan belas populasi beruang kutub tersebar di Alaska, Kanada, Greenland, Norwegia, dan Rusia.
Di atas semua itu, mereka menyerukan pengurangan emisi gas rumah kaca global, yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar fosil dan menyebabkan iklim yang kian memanas.
“Rencana ini menggarisbawahi aksi yang diperlukan dan komitmen nyata dari Dinas (Perikanan dan Satwa Liar) dan mitra negara bagian, masyarakat suku, federal dan internasional kami untuk melindungi beruang kutub dalam waktu dekat,” ujar Greg Siekaniec, Direktur Regional Alaska FWS.
“Namun, jangan buat kesalahan; tanpa aksi yang sungguh-sungguh untuk mengatasi pemanasan Arktik, nasib spesies ini dalam jangka panjang tidak menentu.”
Rencana itu juga menyerukan pengurangan masalah yang terjadi antara manusia dan beruang, sekaligus melindungi habitat mereka dan meminimalkan risiko kontaminasi dari tumpahan minyak.
“Sebagian besar aksi ini sudah dilakukan, dalam kemitraan kami dengan komunitas Alaska Native, kelompok nirlaba, dan perwakilan industri yang berpartisipasi dalam penyusunan rencana ini,” ungkap pernyataan dari FWS.
Rencana tersebut difokuskan pada dua subpopulasi beruang kutub AS yang hidup di lepas pantai Alaska. (AFP)
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...