Pembangkangan Sipil Menentang Kudeta Militer di Myanmar
YANGON, SATUHARAPAN.COM-Keberanian rakyat Myanmar sedang bangkit. Mereka bersuara untuk menolak dan melawan tanpa kekerasan terhadap penguasa militer yang melakukan kudeta pada hari Senin (1/2).
Sejarah panjang di bawah junta militer sejak 1962 yang mengambil kekuasaan melalui kudeta, dan kemudian periode singkat dalam proses perubahan menuju demokrasi dalam pemerintahan sipil, tetapi yang masih dibayangi kekuatan militer, membuat rakyat Myanmar belajar untuk menolak kudeta dan pemerintahan otoritarian.
Kali ini mereka bangkit dengan melakukan pembangkangan sipil, pernyataan yang lugas menolak kudeta oleh militer: menunjukkan tiga jari, dan membunyikan wajan dan panci. Foto-foto aksi mereka tersebar ke dunia, meskipun penguasa militer membatasi internet dan menutup media sosial. Aksi mereka pun disaksikan di berbagai belahan dunia.
Editor : Sabar Subekti

Tentara Ukraina Menolak Desakan Perdamaian Trump-Rusia
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Pembicaraan perdamaian pekan ini antara Rusia dan Amerika Serikat yang bertuju...