Pemberontak Myanmar Menculik 40 Polisi dan Tentara
YANGON, SATUHARAPAN.COM - Pemberontak Etnis Rakhine menyandera lebih dari 40 polisi dan tentara dalam serangan memalukan pada sebuah kapal pada hari Sabtu (26/10), kata militer Myanmar.
Militer telah mengerahkan ribuan tentara untuk menghentikan pemberontak bersenjata Arakan di negara bagian Rakhine, di mana kelompok etnis itu berjuang untuk otonomi yang lebih luas bagi umat Buddha Rakhine.
Namun aksi pemberontak Arakan telah menimbulkan banyak korban melalui penyerangan, penculikan dan peledakkan.
Pada Sabtu pagi pemberontak yang bersembunyi di tepi sungai menembaki sebuah kapal yang mengangkut polisi dan tentara yang akan bertugas menuju utara dari ibu kota negara bagian, memaksanya menepi, kata juru bicara militer Zaw Min Tun.
"Lebih dari 10 prajurit angkatan darat, 30 polisi dan dua staf dari departemen penjara" termasuk lebih dari 40 penumpang yang dipaksa turun sebelum dibawa pergi, katanya.
Pihak berwenang menggunakan helikopter mengejar pemberontak, dan melihat rombongan besar menyeberangi sungai, tambahnya.
Pasukan Arakan belum bisa dihubungi untuk memberikan komentar.
Insiden itu terjadi kurang dari dua minggu setelah tersangka pemberontak menyamar sebagai tim olah raga, menyerbu bus dan menculik puluhan petugas pemadam kebakaran dan warga sipil di Rakhine.
Puluhan ribu orang telah mengungsi dari negara bagian Rakhine akibat pertempuran.
Rakhine adalah daerah di mana militer mengusir lebih dari 740.000 muslim Rohingya di tahun 2017 yang oleh penyelidik PBB disebut genosida.
Kelompok-kelompok HAM menuduh tentara melakukan kejahatan perang termasuk pembunuhan di luar hukum dalam kampanye barunya melawan pasukan Arakan.
Namun pengawas juga menyalahkan pemberontak karena diduga melakukan pelanggaran. (AFP)
Victor Wembanyama Buat Rekor Langka di NBA
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Victor Wembanyama kembali mencuri perhatian dunia basket dengan mencatatk...