Pembukaan Ambon DiREx 2016 Perangkat Tanggap Darurat
AMBON, SATUHARAPAN.COM - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei membuka Ambon Disaster Response Emergency Exercise (DiREx) 2016 - Tabletop Exercise (TTX) di Natsepa, Maluku Tengah, Maluku, pada Selasa (15/11).
TTX ini bertujuan untuk menguji perangkat EAS atau EAS Rapid Disaster Response Toolkit pada penerimaan dan pengiriman bantuan kemanusiaan internasional kepada negara yang terdampak bencana. Skenario latihan berlatar belakang bencana gempa bumi yang diikuti tsunami berkekuatan 8,7 SR yang menerjang pulau-pulau di Maluku.
EAS Rapid Disaster Response Toolkit merupakan sebuah panduan komprehensif yang telah selesai disusun pada 2015. Panduan itu disusun untuk para pengambil kebijakan baik pada pengiriman dan penerimaan bantuan kemanusiaan internasional.
Latihan itu juga memberikan kesempatan untuk menguji ASEAN’s Standard Operating Procedure for Regional Standby Arrangement and Coordination of Joint Disaster Relief and Emergency Response Operations (SASOP), Bab VI tentang Pemanfaatan dan Penggunaan Aset Militer dan Kapasitasnya.
Pada sambutan selamat datang, Gubernur Provinsi Maluku Said Assagaff mengatakan, Provinsi Maluku termasuk wilayah dengan indeks risiko bencana tinggi. Wilayah yang memiliki 1.340 pulau dan didominasi laut sekitar 92,6 persen memiliki tantangan dalam karakteristik rentang kendali pemerintahan. Assagaff menyampaikan bahwa provinsi menggunakan strategi pendekatan gugus pulau.
“Sebanyak 12 gugus pulau dapat menjadi wilayah mandiri dan mampu memenuhi kebutuhan wilayahnya. Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya. Oleh karena itu pendekatan ini dapat diterapkan dalam penanggulangan bencana, khususnya pada tanggap darurat,” kata Assagaff.
Gubernur menambahkan, gugus pulau dapat memberikan bantuan secepatnya kepada gugus pulau lain sehingga secara cepat pemerintah dapat hadir secara cepat.
Sementara itu, Willem yang membuka secara resmi pembukaan TTX – Ambon DiREX 2016 menyampaikan bahwa kemitraan dengan Australia pada penanggulangan bencana merupakan refleksi dari kerja sama yang lebih luas antar dua negara.
“Kekuatan kerja sama digarisbawahi melalui kerja sama yang kuat, pada tingkat pemerintahan yang berbeda dan berbagai isu, khususnya penanggulangan bencana,” kata Willem.
TTX yang diselenggarakan 15 – 17 November 2016 ini, dihadiri 10 Negara ASEAN dan negara-negara East Asia Summit (EAS) seperti Amerika Serikat, Australia, Jepang, Selandia Baru, mitra nasional dan internasional, kementerian/lembaga, pemerintah provinsi, dan perguruan tinggi. (bnbp.go.id)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...