Pembunuh Keluarga Muslim di Kanada Diduga Terpengaruh Nasionalisme Kulit Putih
ONTARIO, SATUHARAPAN.COM-Jaksa federal Kanada berpendapat bahwa seorang pria yang menghadapi dakwaan pembunuhan atas kematian empat anggota keluarga Muslim dimotivasi oleh keyakinan nasionalis kulit putih, karena mereka mencap serangan tersebut sebagai tindakan terorisme.
Nathaniel Veltman, 22 tahun, dituduh sengaja menabrak lima anggota keluarga Afzaal dengan truknya saat mereka sedang berjalan-jalan di London, Ontario, pada malam tanggal 6 Juni 2021.
Jaksa federal, Sarah Shaikh, mengatakan dalam pernyataan pembukaannya pada hari Senin (11/9) bahwa Veltman merencanakan serangannya selama tiga bulan sebelum mengemudikan truk Dodge Ram miliknya langsung ke arah keluarga Muslim tersebut.
Dia mengatakan Veltman mengemudikan truknya, yang dia beli dua pekan sebelum serangan, “menekan gas sekuat tenaga,” menimbulkan awan debu saat kendaraan itu melaju di tepi trotoar, menabrak korbannya.
Shaikh mengatakan Veltman mengatakan kepada detektif setelah dia ditangkap bahwa niatnya bersifat politis, bahwa dia meninggalkan rumahnya pada hari penyerangan untuk mencari Muslim untuk dibunuh dan bahwa dia menggunakan truk untuk mengirim pesan kepada orang lain bahwa kendaraan dapat digunakan untuk menyerang Muslim.
Veltman telah mengaku tidak bersalah atas empat dakwaan pembunuhan tingkat pertama dan satu dakwaan percobaan pembunuhan. Dia juga menghadapi tuduhan terorisme.
Salman Afzaal, 46 tahun, istrinya, Madiha Salman yang berusia 44 tahun, putri mereka Yumna yang berusia 15 tahun dan neneknya yang berusia 74 tahun, Talat Afzaal, tewas dalam serangan itu. Putra pasangan itu yang berusia sembilan tahun juga terluka parah namun selamat.
Serangan terhadap keluarga Afzaal mengirimkan gelombang keterkejutan, kesedihan dan ketakutan di seluruh Kanada dan mendorong seruan untuk mengambil tindakan untuk memerangi Islamofobia.
Veltman, yang mengenakan jas hitam dan kemeja putih berukuran besar, duduk dengan tenang di pengadilan saat persidangan dimulai tetapi tangannya gemetar ketika dia mencoba menuangkan air ke dalam cangkir kertas di mejanya. Pengacaranya, Peter Ketcheson, mengambil kendi dan mengisi cangkirnya dengan air.
Pengadilan ini diperkirakan akan berlangsung sekitar delapan pekan. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Pemerhati Lingkungan Tolak Kekah Keluar Natuna
NATUNA, SATUHARAPAN.COM - Pemerhati Lingkungan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) menolak h...