Pemerintah Berkomitmen Bina Sepak Bola Usia Muda
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah menyediakan kompetisi berjenjang yang mengedepankan Revolusi Mental dalam pembinaan sepak bola usia muda.
“Saat ini kompetisi sepakbola usia di bawah 12 tahun (U-12), usia di bawah 14 tahun (U-14), usia di bawah 16 tahun (U-16), dan usia di bawah 18 tahun (U-18) sudah dimulai dengan skala kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. Inilah tata kelola kompetisi usia dini,” kata Deputi Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga, Raden Isnanta, dalam konferensi pers hari Selasa (31/5) di Media Center Kemenpora, Jakarta.
Raden Isnanta mengatakan Kemenpora ingin dan sedang memulai apa yang disebut Kebijakan Menpora tentang sepakbola. Pada U-18, kompetisi akan melibatkan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) dan Sekolah Khusus Olahraga (SKO).
“Pada U-18 juga digelar Liga Santri Nusantara. Liga ini bertujuan agar aspek kompetisi juga dipadukan dengan aspek pembinaan mental, sportivitas, dan fairplay. Pada usia ini, banyak yang masuk liga profesional. Kemenpora ingin terus mengawal usia mahasiswa awal, yakni di bawah 21 tahun,” kata Isnanta.
Selain kompetisi sepakbola U-12, U-14, U-16, dan U-18, pada usia ganjil, yakni U-13, U-15, U-17, dan seterusnya, Kemenpora berharap pihak swasta dapat ikut memperkuat dan terlibat di dalamnya. “Kita berharap pihak swasta dapat ikut menggarapnya,” lanjut Isnanta.
Sejauh ini, pendaftaran Liga Santri yang berjalan sudah melibatkan 168 kabupaten. “Itu melampaui target, dan kita optimistis mencapai hingga 300 kabupaten. Sudah ada 1934 tim. Ini mungkin liga terbanyak. Peserta Liga Santri juga diperbanyak. Targetnya melahirkan potensi dari Sabang sampai Merauke. Dengan kompetisi ini, akan lahir potensi yang belum terjamah talent scouting. Semuanya Piala Menpora,” kata Isnanta.
Sementara itu, Asisten Deputi Pengelolaan Olahraga Pendidikan Kementerian Pemuda dan Olahraga, Arifin, mengatakan untuk kompetisi U-14 dan U-16 setiap tim bisa mengambil pemain dari sekolah lain.
“Jadi misalnya SMUN 1, bisa mengambil pemain dari sekolah lain. Yang penting peserta adalah pelajar. Jika dihitung, jumlahnya sekitar 2.345 peserta dengan 47.000 – 49.000 pemain,” kata Arifin.
Asisten Deputi Pengelolaan Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga, Teguh Raharjo, mengatakan kompetisi usia muda akan melibatkan sekitar 200.000 anak.
“Jadi mereka tidak hanya di depan komputer, tapi sehat jasmani dan rohani. Sportivitas menjadi pendidikan utama yang ditekankan,” kata Teguh Raharjo.
Pengamat sepakbola Kusnaeni yang akan membantu pengoperasian kompetisi usia muda berjenjang ini, mengatakan sudah dua tahun Liga U14 digelar.
“Yang kemarin bermain di U14, kita berikan mereka jenjang U16. Tangga pembinaan usia muda sudah lengkap disediakan Kemenpora. Mudah-mudahan pemain timnas lahir dari kompetisi ini,” kata Kusnaeni. (kemenpora.go.id)
Editor : Sotyati
DJP: Semua Buku Bebas PPN, Kecuali Melanggar Hukum
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyataka...