Pemerintah Harus Dengarkan Aspirasi Penolakan Pabrik Semen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi menilai pemerintah harus mendengarkan aspirasi masyarakat Desa Kendeng yang menolak pembangunan pabrik Semen Indonesia di Rembang, Jawa Tengah, dan harus membuat kebijakan yang tepat.
"Aksi massa atau demonstrasi yang menolak pembangunan pabrik semen adalah aspirasi rakyat yang harus didengar oleh pemerintah," kata Viva di Jakarta, Selasa (21/3).
Dia menilai pemerintah sebaiknya melakukan verifikasi faktual di lapangan untuk mendapatkan data akurat agar dalam proses perumusan kebijakannya tidak melukai hati rakyat, namun tidak menggangu program nasional.
Viva menjelaskan saat ini masih belum selesai persoalan pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang dan hal itu tidak boleh berlarut-larut karena akan dapat menimbulkan konflik horisontal berkelanjutan.
"Proses hukum sudah pada tingkat Mahkamah Agung, dari sisi hukum Komisi IV DPR tidak akan mencampuri atau melakukan intervensi ke wilayah hukum karena itu kewenangan aparat hukum," ujarnya.
Politisi PAN itu mengatakan Komisi IV DPR RI telah mengagendakan untuk melakukan kunjungan ke lapangan terhadap proses pembangunan pabrik dan sengketa lahan.
Dia menjelaskan tujuan kunjungan ke lapangan adalah untuk mengecek kondisi faktual pembangunan pabrik, lalu aspirasi masyarakat sekitar areal pembangunan.
"Rencananya dalam masa sidang ini, sekitar pekan awal di bulan April 2017," katanya.
Sebelumnya Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menerima perwakilan Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng di Bina Graha Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (20/3).
Teten Masduki menyampaikan kepastian PT Semen Indonesia menghentikan proses penambangan di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah.
"Jadi tadi pagi kami sudah panggil PT Semen Indonesia, juga hadir dalam pertemuan tadi pagi Deputi Menteri BUMN untuk respon demo dari masyarakat Kendeng yang menolak pabrik semen. Dan sudah disepakati bahwa PT Semen menghentikan untuk sementara proses penambangannya dan memang sudah mereka hentikan," kata Teten.
Dalam pertemuan dengan empat perwakilan petani yang kakinya disemen itu, Teten juga menyampaikan bahwa PT Semen Indonesia setuju untuk melakukan perbaikan pada jalan-jalan yang rusak akibat alat-alat berat yang dioperasikan selama proses penambangan.
Selain itu, hal ke tiga yang juga disampaikan Teten kepada perwakilan petani itu, yakni terkait penundaan rencana peresmian pabrik Semen Indonesia di Rembang. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...