Pemerintah Harus Serius Bangun SDM Hadapi MEA
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Jajaran pemerintah Republik Indonesia diminta lebih serius mempersiapkan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang pelaksanaannya sudah berada di depan mata. Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI), Maruarar Siahaan, mengatakan, poin pertama yang benar-benar harus serius dipersiapkan pemerintah ialah perihal pengembangan sumber daya manusia (SDM).
“Semua proses yang harus dijalani memerlukan ketekunan, perjuangan, dan pengalaman terutama saat kita berada di era persaingan. Ketika masyarakat ekonomi Asean melihat posisi kita, baik dari indeks SDM maupun ekonomi, mau tak mau harus dilakukan pengkajian dan perenungan untuk menggerakkan sumber daya yang ada untuk membangun sumber daya manusia,” ujar Maruarar saat seminar nasional di Kampus Pascasarjana UKI, Rabu (12/8).
Menurutnya, untuk membangun sumber daya manusia yang siap bersaing di arus global tersebut, rakyat perlu dibekali dengan pelatihan dan pendidikan, utamanya pendidikan tinggi. Sementara itu, benang-benang kusut yang harus dihadapi negara pun dinilai dapat ditangani secara interdisiplin, melalui beragam pengetahuan yang dikenyam di bangku pendidikan.
“Banyak dimensi dalam bidang studi yang bisa dilihat sehingga secara utuh dan komprehensif sehingga masalah-masaah yang ada dapat ditangani secara interdisiplin,” kata dia.
Petinggi akademik ini berharap, selain menyasar pada pembangunan sumber daya manusia, pemerintah juga diharapkan menaruh perhatian untuk generasi mendatang agar kebutuhan kini dan nanti dapat terpenuhi secara adil.
“Pembangunan yang dilaksanakan sekarang akan berlaku tak adil ketika sumber daya digunakan akan menghilangkan kesempatan hidup untuk generasi mendatang. Selain mempersiapkan SDM, kondisi alam dan lingkungan harus jadi perhatian kita sehingga generasi mendatang dapat memenuhi kebutuhan,” kata Maruarar.
MEA atau ASEAN Economic Community (AEC) mulai diterapkan 31 Desember 2015, merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang telah dilakukan secara bertahap mulai KTT ASEAN di Singapura pada tahun 1992.
Tujuan dibentuknya MEA untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN, serta diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah di bidang ekonomi antar negara ASEAN.
Konsekuensi atas kesepakatan MEA tersebut berupa dampak aliran bebas modal, investasi, barang, jasa, dan tenaga kerja di negara-negara ASEAN, yang tentunya dapat berakibat positif atau negatif bagi perekonomian Indonesia.
Oleh karena itu pemerintah perlu menerapkan strategi dan langkah-langkah agar Indonesia siap dan dapat memanfaatkan momentum MEA.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...