Pemerintah Masih Upayakan Pemulangan 200 WNI Terlibat Online Scammer Myanmar

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Pemerintah masih mengupayakan pemulangan bagi 200 warga negara Indonesia (WNI) yang terlibat judi online (judol) di negara Myanmar. Dari jumlah tersebut bukan hanya sebagai korban, akan tetapi tidak sedikit juga yang menjadi pelaku.

"Masih ada 200 WNI di Myawaddy, Myanmar yang tengah kita upayakan pemulangannya. Jadi perlu diingat yang terlibat judol (online scammer, Red) bukan hanya sebagai korban tepi juga sebagai pelaku," kata Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, dikutip RRI, hari Jumat (21/2/2025).

Judha membeberkan ada diantara mereka yang sudah pernah bekerja sebelumnya di sektor judi online di Filipina, pindah ke Laos dan akhirnya ke Myawaddy. Ada juga yang pernah bekerja di Kamboja dan akhirnya di Myawaddy, ada yang sudah 2,5 tahun dan paling awal ada yang baru dua pekan lalu.

"Ada juga yang ditawari bekerja sejak di Indonesia, kebanyakan ditawari kerja di Thailand. Kemudian ketika tiba di Thailand diseberangkan ke Kota Myawaddy melalui Maiso," kata Judha.

Direktur Perlindungan Kementerian P2MI, Rinaldi, mengatakan ini menjadi pekerjaan rumah (PR) untuk memulangkan beberapa yang masih disana. "Kami dari Kementerian P2MI ini harusnya menjadi pembelajaran bagi masyarakat," katanya.

Sebelumnya, sebanyak 46 pekerja migran Indonesia (PMI) non prosedural dipulangkan ke Tanah Air melalui Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (21/2/2025) dini hari. Lantaran, seluruhnya terlibat judi online (judol) atau online scammer di Myawaddy, Myanmar.

"Kita pulangkan dari Kota Myawaddy, Myanmar jumlahnya 46 jiwa. Ini berdasarkan kerjasama yang baik dari KBRI Yangon, KBRI Bangkok Kemlu dan Kementerian P2MI serta Bareskrim Polri," ujar Judha melanjutkan.

Mereka, sambung Judha, tiba dalam dua penerbangan, yakni dengan Batik Air ID7630 dan Air Asia QZ257. Totalnya 46 jiwa berasal dari sembilan provinsi, mayoritas dari Sumatera Utara, Jawa Barat, DKI Jakarta, Sulawesi Utara dan lain-lain. (dengan RRI)

Editor : Sabar Subekti