Pemerintah Mesir Dikecam Karena Gagal Lindungi Gereja
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Mesir, Hazem Bedlawi, mengecam serangan di sebuah gereja Koptik di Kairo pada hari Minggu yang mengakibatkan empat orang meninggal, termasuk seorang gadis berusia delapan tahun.
Beblawi hari Senin (21/10) mengatakan, pasukan keamanan tengah mencari mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan yang tidak berperasaan itu. Dia juga berjanji bahwa mereka tidak akan berhasil menabur pemisahan antara komunitas Kristen dan Muslim di Mesir.
Aktivis gereja Koptik menuduh pemerintah sementara dalam pimpinan Beblawi gagal melindungi gereja dari serangan kekerasan. Komunitas mereka telah ditargetkan oleh beberapa Islamis yang menuduh mereka mendukung penggulingan militer Presiden Mohammed Morsi pada bulan Juli.
Dalam serangan tersebuat, dua orang bersenjata bertopeng mengendarai sepeda motor menembak tanpa pandang bulu pada orang-orang yang muncul dari upacara pernikahan di Gereja Knizet Al Adra (Perawan Maria) di distrik Al-Warrak di utara Kairo, hari Minggu malam.
Serangan Terhadap Agama dan Moral
Pendeta Dawoud dari gereja setempat mengatakan, “Apa yang terjadi adalah bahwa seluruh Mesir sedang ditargetkan, bukan hanya orang Kristen. Cukup! Orang-orang semakin sakit dan lelah."
Sementara itu, Imam besar al-Azhar, otoritas keagamaan tertinggi Islam Sunni di Mesir, mengatakan bahwa serangan itu "bertentangan dengan agama maupun moral."
Sedangkan Koalisi Nasional untuk Mendukung Legitimasi, sebuah aliansi yang didominasi Ikhwanul Muslimin dan menyerukan mengembalikan Morsi sebagai presiden, mendesak polisi untuk membawa para pelaku ke pengadilan dengan cepat dan menekankan kesucian tempat semua tempat ibadah.
Asosiasi Pemuda Maspero, kelompok pemuda Koptik yang dibentuk pada 2011 mengatakan bahwa pasukan keamanan dinilai gagal melindungi gereja. Kelompok pemuda ini mengambil namanya dari peristiwa yang membuat lebih dari 20 orang Kristen tewas oleh tentara di luar gedung televisi negara di Maspero.
"Jika pemerintah Mesir tidak peduli tentang keamanan dan hak-hak orang Kristen, maka kita harus bertanya mengapa kita membayar pajak dan mengapa kita tidak mempersenjatai diri kita sendiri jika polisi tidak melindungi kami?'' kata mereka.
Tuduhan Penggulingan Morsi
Sekitar 40 gereja Koptik hancur dalam gelombang serangan di bulan Agustus setelah ratusan orang tewas ketika pasukan keamanan membubarkan aksi protes dari dua kubu, pro dan kontra Morsi di Kairo. Selain itu, 122 toko dan 51 rumah milik Kristen Koptik dihancurkan selama serangan sektarian, terutama di Mesir Hulu.
Kelompok ekstremis Islam menuduh Gereja Koptik bersekongkol untuk menggulingkan Morsi. Hal itu didasari pada peristiwa ketika kepala angkatan bersenjata, Jenderal Abdul Fattah Al-Sisi, di televisi mengumumkan bahwa presiden Islam telah digulingkan di tengah protes massa oposisi menuntut pengunduran dirinya. Paus Tawadros II dari Gereja Koptik muncul di samping Al-Sisi.
Paus Tawadros mengatakan bahwa road map sang jenderal itu dirancang oleh orang-orang yang terhormat, yang memiliki kepentingan terbaik bagi Mesir.
Tawadros sendiri menerima ancaman kematian, sementara beberapa orang Kristen telah dibunuh. Toko Kristen, rumah dan bisnis milik orang Kristen juga menjadi target mereka.
Gereja Koptik Mesir merupakan salah satu kekristenan tertua yang dimulai di Alexandria sekitar tahun 50 Masehi. Sekarang komunitas ini merupakan sekitar sepuluh persen dari total 80 juta penduduk Mesir.
Kecaman Politisi
Kalangan Salafi Partai Nour Mesir juga mengecam serangan itu. "Serangan terhadap gereja dan pembunuhan sesama warga Mesir bertentangan dengan ajaran Islam,” kata Sherif Taha, juru bicara resmi partai itu.
"Serangan ini bisa menyebabkan ketegangan sektarian yang lebih luas di antara warga Mesir," kata dia menambahkan. Partai ini menuntut negara mencari dan menangkap mereka yang bertanggung jawab dan membawa mereka ke pengadilan.
Pemimpin Partai Sosial Demokrat Mesir, Mohamed Abul-Ghar juga mengecam serangan itu dan menggambarkannya sebagai tindakan pengecut. Abul-Ghar menyampaikan belasungkawa kepada Gereja Koptik dan meminta pihak berwenang menangkap "para teroris.”
Al-Gamaa Al-Islamiyah, pendiri Ikhwanul Muslimin yang juga memimpin aksi Pro Legitimasi Aliansi Demokrasi mengeluarkan pernyataan pmengecam serangan itu dan menyangkal keterlibatan apapun dalam aksi itu.
Lebih dari 30 gereja , 122 toko dan 51 rumah milik Kristen Koptik dihancurkan selama serangan sektarian , terutama di Mesir Hulu , menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada bulan September oleh Pusat Mesir untuk Studi Kebijakan Publik , sebuah LSM independen.
Gelombang serupa penyerangan terhadap gereja terjadi setelah jatuhnya mantan Presiden Hosni Mubarak pada tahun 2011 , mengakibatkan puluhan tewas dalam kekerasan sektarian. (AFP / bbc.co.uk / ahram.org.eg)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...