Pemerintah Siapkan 10.000 Ton Daging Impor untuk Idul Adha
Ketika ditanya daging impor yang dimaksud apakah daging sapi atau daging kerbau, Amran tidak mau memberikan jawaban.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah mengatakan telah menyiapkan 10.000 ton daging impor untuk memenuhi kebutuhan perayaan Idul Adha tahun 2016.
Hal itu dikatakan Menteri Pertanian Amran Sulaiman usai melakukan pertemuan koordinasi stabilisasi pasokan dan harga bahan pokok dan strategis di Auditorium gedung D Kementerian Pertanian, Jalan Ragunan, Jakarta Selatan, hari Senin (29/8).
“Kami sudah membuka (impor), menyiapkan untuk Idul Adha. Sebentar lagi tiba ada 10.000 ton daging tiba,” kata Amran.
Ketika ditanya daging impor yang dimaksud apakah daging sapi atau daging kerbau, Amran tidak mau memberikan jawaban. Ia hanya mengatakan harga daging impor untuk Idul Adha tersebut akan dijual di bawah Rp 80.000 per kilogram.
“Pokoknya jangan ditanya daging apa. Daging kami siapkan. Daging sapi, daging apa saja kami siapkan dan harganya di bawah Rp 80.000 per kilogram,” kata Amran.
Amran menambahkan bahwa untuk memastikan harga daging impor di bawah Rp 80.000 per kilogram, para importir diminta membuat pernyataan untuk tidak menjual melebihi harga yang ditetapkan pemerintah.
“Intinya daging tersedia, harganya insya Allah masuk di bawah Rp 80.000 per kilogram dan dibuat pernyataan oleh semua importir tidak boleh lebih dari Rp 80.000 per kilogram,” kata Amran.
Dalam kesempatan itu, Amran juga tidak mau menyebutkan asal daging yang diimpor oleh pemerintah Indonesia. Dia meminta semua pihak menunggu saja waktu datangnya daging impor tersebut masuk ke Indonesia.
“Kita impor dari beberapa negara. Sudah kita tunggu saja hasilnya,” kata Amran.
Mulai Berjualan
Menjelang perayaan Idul Adha pedagang hewan kurban mulai berjualan di beberapa wilayah. Salah satu penjual hewan kurban milik Haji Doni yang terletak di Jalan Nusa Indah, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, hari Kamis (25/8).
“Sudah dua minggu buka dan sampai saat ini sudah ada pemesanan. Kebanyakan hewan yang dijual sapi dari berbagai daerah di antaranya dari Kupang, NTB dan Jawa yang jumlahnya sekitar 200 ekor,” kata salah satu petugas penjaga hewan kurban.
Dia menjelaskan untuk harga bervariatif sesuai ukuran. Ukuran middle berkisar antara Rp 14-16 juta. Sementara middle up mulai dari Rp 17-30 juta, sedangkan premium berkisar dari Rp 31-50 juta. Sedangkan untuk jenis sapi eksekutif, harga yang ditawarkan mencapai Rp100 juta lebih.
Sebagai bagian dari pelayanan penjualan, gerai hewan kurban yang setiap harinya dijadikan sebagai showroom mobil tersebut dilengkapi dengan jasa sales promotion girl (SPG). Jasa SPG sudah setiap tahunnya digunakan untuk memberikan penjelasan terkait dengan harga hewan kurban bagi pelanggan atau pembeli yang sudah sering berkunjung.
Daging Beku
Sebelumnya, Direktur Pengadaan Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog), Wahyu, mengatakan pihaknya akan terus melakukan impor daging beku hingga beberapa waktu ke depan.
Dia mengungkapkan Bulog akan mengimpor lagi daging beku hingga 7.500 ton dari Australia dan negara-negara yang ditunjuk, termasuk India.
“Impor daging beku masih ada 7.000 ton lagi. Angkanya tidak tahu persis, tapi kita masih punya 7.500 ton. Kita akan lakukan importasi terus dari Australia dan negara-negara lain, termasuk dari India,” kata Wahyu di Cikini, Jakarta, hari Kamis (28/7).
Namun Wahyu tidak menjelaskan daging beku yang diimpor apakah daging kerbau, daging sapi, atau campur keduanya.
“Kita komitmen sesuai penugasan dan sesuai perintah harus kita realisasikan. Kalau Bulog itu sifatnya penugasan, jadi ketika ditugaskan apapun penugasannya termasuk mendatangkan daging dan jeroan harus kami laksanakan,” katanya.
Sementara mengenai ancaman penyakit mulut dan kuku (PMK), Wahyu mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Kementerian Pertanian untuk menjamin daging beku impor aman untuk di konsumsi masyarakat Indonesia.
“Itu harus ke Kementerian Pertanian. Kalau izin sudah diterbitkan, Permentan dan pokoknya semua sudah ada berarti sudah aman untuk hal-hal seperti itu (PMK) di Kementerian Pertanian ranahnya,” katanya.
Masalah PMK
Keputusan untuk mengimpor daging dari negara di mana PMK masih ada selama ini telah memunculkan kekhawatiran meningkatnya risiko penularan terhadap ternak Indonesia dan pada gilirannya kepada industri sapi Australia. Padahal, Australia telah membantu Indonesia untuk mendanai pemberantasan PMK di Indonesia pada 1960-an dan 1970-an.
Pada tahun 2009 Indonesia mencoba mengubah undang-undang untuk memungkinkan daging sapi dan sapi impor dari India dan Brasil diperbolehkan masuk. Tetapi ditentang oleh peternak Indonesia dan akhirnya dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi di Indonesia, dengan alasan bahwa hal itu tidak sesuai dengan konstitusi Indonesia.
Rusia tahun lalu memperbolehkan impor daging kerbau beku dari India, setelah masa pemeriksaan yang panjang. Namun, dalam beberapa bulan telah memberlakukan larangan pada beberapa rumah potong hewan India setelah virus PMK terdeteksi dalam pengiriman daging kerbau India.
India merupakan salah satu eksportir daging sapi terbesar di dunia. India melarang ekspor daging sapi, namun memperbolehkan ekspor daging kerbau.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...