Pemerintah Taliban Sedang Mengupayakan Membayar Gaji Pegawai
KABUL, SATUHARAPAN.COM-Pemerintah Afghanistan sedang berupaya menyelesaikan serangkaian masalah tertundanya pembayaran gaji bagi pekerja sektor publik, kata kementerian keuangan pada hari Kamis (16/9), ketika pemerintahan baru Taliban berjuang untuk memulai kembali ekonomi negara itu yang macet.
Bahkan sebelum gerakan kelompok itu merebut Kabul bulan lalu, banyak pekerja sektor publik mengatakan mereka belum dibayar selama berminggu-minggu dan bank-bank yang memberlakukan batasan ketat pada penarikan uang tunai sementara harga kebutuhan pokok naik. Sementara banyak warga yang menghadapi kesulitan serius.
Kementerian mengatakan "masalah teknis" telah menyebabkan penundaan pembayaran gaji, tetapi tim khusus bekerja untuk menyelesaikan masalah penggajian secepat mungkin.
"Staf administrasi publik yang terhormat dapat melanjutkan pekerjaan mereka tanpa khawatir," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook-nya.
Pernyataan itu tidak berisi rincian lebih lanjut dan tidak jelas kapan gaji akan dibayarkan. Itu terjadi ketika pemerintah baru bergulat dengan kekurangan uang tunai yang parah. Sementara itu, lebih dari US$ 9 miliar dana cadangan yang disimpan di luar Afghanistan masih diblokir.
Dana Moneter Internasional memperingatkan pada hari Kamis bahwa Afghanistan menghadapi "krisis kemanusiaan yang melonjak" tetapi pendanaannya ke negara itu tetap ditahan.
Penerbangan bantuan telah mulai membawa pasokan darurat ke Afghanistan, di mana kekeringan parah di sebagian besar negara telah menyebabkan jutaan orang dalam bahaya kelaparan. Tetapi ekonomi yang kekurangan uang, kehilangan miliaran bantuan asing yang sebelumnya membuatnya bertahan, hampir runtuh. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...