Pemerintah Tidak Khawatir India Naikkan BM Sawit
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM Pemerintah menyatakan tidak merasa khawatir dengan sikap India yang menaikkan bea masuk (BM) untuk produk olahan sawit termasuk asal Indonesia, dari sebelumnya 7,5 persen menjadi 10 persen.
"India merupakan pasar yang penting bagi Indonesia, kita akan cermati dan melakukan perhitungan terkait dengan kenaikan bea masuk produk olahan sawit tersebut, namun tidak terlalu mengkhawatirkan," kata Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, saat berdiskusi dengan wartawan, di Jakarta, Jumat (10/1).
Bayu mengatakan, kenaikan bea masuk untuk produk turunan CPO ke India dari yang sebelumnya sebesar 7,5 persen tersebut, dinilai merupakan langkah terkait dengan pergolakan nilai tukar mata uang India terhadap dolar Amerika Serikat seperti yang juga terjadi terhadap rupiah.
Menurut dia, langkah India tersebut sesungguhnya bisa dipahami oleh pemerintah Indonesia mengingat kebijakan Indonesia sendiri dengan India saling becermin.
"Seperti yang kita lakukan untuk memberikan nilai tambah di dalam negeri, India memberikan bea masuk yang lebih besar kepada bahan olahan dan untuk bahan baku lebih rendah," katanya.
Wamendag menambahkan, langkah tersebut dinilai untuk membeli bahan baku dari luar negeri yang nantinya diolah kembali di India untuk memberikan nilai tambah lebih tinggi daripada membeli produk-produk yang sudah jadi.
"Situasi ini akan kita cermati, kita juga akan menghitung ulang dampak dari kebijakan India tersebut. Jika kenaikan sebesar 2,5 persen, respons sementara adalah tidak terlalu mengkhawatirkan," ujar Bayu. (Ant)
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...