Pemerintah Tidak Perhatian dengan Permainan Tradisional Anak Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Koordinator Tim Penyusun Buku ‘Ensiklopedia Permainan Tradisional Anak Indonesia’ Nindya Kusuma Dewi menyayangkan sikap Pemerintah Indonesia tidak memberi perhatian pada permainan tradisional anak Indonesia. Justru Amerika Serikat yang menaruh perhatian dengan menyokong penerbitan buku ensiklopedia yang digagas PlayPlus itu.
“Kalau menurut saya pribadi agak disayangkan, koq Amerika, kenapa tidak Indonesia sendiri?” kata Nindya Kusuma Dewi ketika pada satuharapan.com usai peluncuran ‘Ensiklopedia Permainan Tradisional Anak Indonesia’ di at America pada Senin (24/3).
Perempuan asal Yogyakarta ini berpendapat Indonesia memiliki banyak permainan tradisional sementara Amerika Serikat tidak sekaya itu.
“Tetapi mungkin dengan cara ini kita bisa membuat Pemerintah Indonesia mau lebih perhatian ke permainan tradisional,” kata dia.
Dia menyebutkan pengalaman terakhirnya memainkan permainan tradisional saat duduk di kelas 4 SD pada 1999. Tetapi ketika naik ke kelas 5 dan 6 harus disibukkan belajar, persiapan ujian, dan lain-lain.
Sementara keluarga, lingkungan sekolah dengan sistem pendidikan dan kurikulumnya tidak mendukung keberadaan permainan tradisional. Padahal di dalam permainan tradisional anak mengandung nilai-nilai pendidikan selain dari sekedar keinginan bermain.
Nilai-nilai dalam permainan tradisional ini dimuat juga dalam buku ‘Ensiklopedia Permainan Tradisional Anak Indonesia’.
Dia juga menyebutkan kutipan ilmuwan Belanda John Huizinga yang tertulis dalam ensiklopedia, ”Kebudayaan itu sendiri tidak terpisah oleh permainan. Permainanlah yang melahirkan budaya. Bukan budaya yang melahirkan permainan itu. Karena manusia makhluk yang senang bermain.“
Nindya Kusuma Dewi berharap semua semua pihak menaruh perhatian kepada permainan tradisional anak.
“Harusnya orang tua, masyarakat, dan semua guru menyadari bahwa permainan itu penting bagi perkembangan anak sendiri. Harusnya mereka mendukung. Pemerintah harus benar-benar berperan serta memasukkan permainan tradisional ke kurikulum.” kata dia.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...