Pemerintah Venezuela dan Oposisi akan Lanjutkan Perundingan
CARACAS, SATUHARAPAN.COM - Koalisi oposisi Venezuela dan Pemerintah Presiden Nicolas Maduro akan bertemu untuk pembicaraan baru bertujuan mengakhiri lebih dari dua bulan protes anti-pemerintah yang mematikan, kata para pejabat Selasa (22/4).
"Kami telah menetapkan tanggal, Kamis, tetapi masih belum memiliki waktu dan tempat," kata Ramon Guillermo Aveledo dari Persatuan Demokratik (MUD).
Ini akan menjadi pertemuan keempat, dan kali ini dilakukan secara pribadi, sejak 7 April.
"Mereka belum menyatakan kemungkinan keinginan, tetapi beberapa kemajuan telah dibuat," kata Aveledo.
Protes-protes anti-pemerintah telah mengguncang Venezuela sejak Februari, menewaskan sedikitnya 41 orang dan lebih dari 600 lainnya terluka, dengan menentang pihak-pihak yang memperdagangkan kesalahan untuk kekerasan.
Para pengunjuk rasa marah atas melonjaknya kejahatan, kekurangan bahan pokok dan merajalelanya inflasi, antara lain kesengsaraan di negara yang dipimpin sosialis ini.
Pemerintah terpilih dan oposisi mengadakan persiapan pembicaraan pada 7 April, yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan yang disiarkan televisi yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Presiden Nicolas Maduro dan beberapa pemimpin oposisi, termasuk pemenang dua pemilihan presiden tahun lalu, Henrique Capriles.
Banyak sayap radikal dari oposisi yang berusaha menurunkan Maduro melalui protes-protes jalanan, telah menolak untuk bergabung dalam perundingan-perundingan.
Mereka menyerukan pembebasan pemimpin terkemuka mereka, Leopoldo Lopez dari partai Kehendak Rakyat, yang berada di penjara atas tuduhan menghasut kekerasan.
Protes pertama meletus pada 4 Februari di kota barat San Cristobal, mahasiswa turun ke jalan untuk mengecam merajalelanya percobaan kejahatan di negara itu setelah pemerkosaan seorang wanita muda.
Gerakan ini menyebar ke kota-kota lain, termasuk Caracas.
Maduro telah mengecam demonstrasi-demonstrasi, dan mencap mereka sebagai plot "fasis" yang didukung AS untuk menggulingkan pemerintahannya.
Namun protes-protes tidak muncul menjadi ancaman bagi kelanjutan pemerintah Maduro, yang menikmati dukungan luas di antara negara-negara miskin.
Anggota OPEC Venezuela terbukti berada di tempat teratas dalam kepemilikan cadangan minyak mentah terbesar di dunia. (AFP)
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...