Pemilu 2014: Mendambakan Legislator yang Peduli Usaha Kecil
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Legislatif yang akan datang harus peka terhadap pengembangan produk lokal, supaya Indonesia bisa mencukupi kebutuhan sendiri.
“Syukur-syukur bisa lebih, sehingga bisa ekspor. Dengan catatan ekspor pun harus berupa bahan jadi, bukan bahan mentah, yang diolah kelompok usaha kecil menengah,” kata Sancaya Rini (54). Pemilik Kanawida, sanggar batik ramah lingkungan itu, melontarkan impiannya kepada satuharapan.com, melalui surat elektronik, Senin (17/3) siang.
Peraih Kehati Award 2009 kategori Citra Lestari Kehati itu, mengembangkan dan memproduksi produk batik dengan bahan serat alam, seperti rami, serat nenas, dan sutra, dengan bahan pewarna yang diambil dari alam. Sejak menekuni bati pada 2005, Sancaya Rini, sarjana agronomi Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada itu, mengembangkan bahan pewarna alam dari lingkungan sekitar rumahnya di Pamulang, Tangerang Selatan, seperti kulit buah, kulit pohon, dan daun-daun.
Sancaya Rini justru tidak melihat isu-isu usaha kecil tidak banyak disuarakan calon legislator DPRD, termasuk oleh tetangganya yang terdaftar jadi caleg. “Saya tidak melihat di visi dan misinya,” ia menggambarkan.
Sancaya Rini yang sering mendapat undangan berpameran di luar negeri, mengaku tidak kenal calon legislator DPRD yang “bertempur” saat ini. Sebagai wakil yang paling dekat bersentuhan dengan rakyat yang diwakili, semestinya calon legislator DPRD menunjukkan kualitasnya dengan jelas.
“Kalau caleg DPR, lumayanlah, ada yang berpihak kepada rakyat kecil, mengusung isu sandang, pangan, dan papan. Yang terlihat kebanyakan malah legislator perempuan, seperti Rieke (Rieke Diah Pitaloka, Red) dan Nurul Arifin. Yang laki-laki kebanyakan ‘omdo’ (omong doang, lebih banyak bicara, Red). Namun, ada juga seperti dari Gerindra, yang mengusung isu yang menyentuh rakyat kecil,” Sancaya Rini menambahkan.
Ketidakberpihakan para legislator itu kepada produk-produk lokal, baik dari sisi perlindungan ataupun pengembangannya, menurut Sancaya Rini, terlihat dari terus meningkatnya produk impor, baik pangan, papan, ataupun sandang. “Nyatanya produk impor, baik pangan, papan, maupun sandang, melibas produk lokal, DPR diam saja. Tidak bereaksi apa-apa. Makanya dari segala lini kita mundur,” kata Sancaya Rini.
Ia mencontohkan kesulitannya mendapatkan kain berbahan alam, mengingat sampai saat ini bahan baku benang, kain, dan turunannya masih harus impor. “Para eksekutif dan legislatif, menurut saya diam saja tuh, padahal kalau mau, sangat bisa kita berdiri di kaki sendiri,” ia menegaskan.
Para eksekutif dan legislatif menurut Sancaya Rini seharusnya lebih memperhatikan usaha kecil dan menengah supaya bisa lebih maju, mengingat usaha kecil menengah selama ini terbukti lebih tahan banting.
Ia sangat berharap presiden kelak seseorang yang memahami wirausaha, terutama usaha kecil menengah. “Kalau mau menyebut nama, hanya Joko Widodo, Prabowo, dan Jusuf Kalla yang punya kepedulian itu,” kata Sancaya Rini.
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...