Loading...
INDONESIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 08:41 WIB | Sabtu, 22 Maret 2014

Pemilu 2014: Pelaku Industri, “Jangan Salah Pilih”

Atribut kampanye bergambar wajah caleg dari berbagai parpol yang terpaku di pohon tidak ramah lingkungan dan merusak pemandangan. Hal tersebut terlihat di Jalan Raya Gandul Cinere, Depok, Jawa Barat. (Foto: Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Moses P. Harahap—sepanjang hidupnya berkarier di dunia industri—berharap bahwa rakyat tidak salah pilih calon legislatif (caleg) untuk pemilihan umum (pemilu) yang akan dilaksanakan pada 9 April 2014 mendatang.

“Seperti diketahui, rasa tidak puas masyarakat terhadap kinerja legislator (DPR) maupun presiden (pemerintah) sudah melebar kemana-mana,” kata dia kepada satuharapan.com. “Bisa dilihat setiap hari di hampir semua pemberitaan, baik elektronik maupun cetak.”

Harahap yang adalah seorang direksi sebuah perusahaan mengibaratkan negara sebagai sebuah perusahaan. Menurutnya, presiden yang memimpin jalannya pemerintahan adalah direksi sebuah perusahaan yang telah dipilih oleh masyarakat selaku pemegang saham perusahaan.

Sama halnya dengan DPR yang ditugaskan mengawasi jalannya pemerintah adalah sebagai komisaris perusahaan juga dipilih oleh masyarakat selaku pemegang saham perusahaan. Namun, Harahap menyayangkan saat ini telah terjadi kolusi atau koalisi antara direksi dan komisaris di dalam proses penetapan kebijakan khususnya yang berhubungan dengan akses ke sumber-sumber perekonomian untuk kepentingan pribadi maupun golongan.

Jika dilihat dari beberapa lembaga survei, 90 persen calon legislator yang akan mengikuti pemilu 2014 adalah ‘muka lama’. Menurutnya, ini berarti kinerja serta kultur DPR yang akan datang tidak akan jauh berbeda dengan DPR di masa yang akan datang apabila mereka terpilih kembali.

Jangan Golput!

Masyarakat tentu tidak ingin kinerja DPR tetap sama. Harahap mengatakan bahwa perubahan itu harus dimulai dari tahap memilih caleg, yaitu masyarakat sendiri. Oleh karena itu, kekeliruan masyarakat di dalam memilih akan berdampak terhadap kehidupan masyarakat Indonesia lima tahun ke depan dan itu menjadi tanggung jawab masyarakat sebagai pemilih.

Dia mengungkapkan ada tiga cara yang paling aman dalam memilih caleg. Pertama adalah jangan golput atau tidak memilih sama sekali. Menurutnya, apabila banyak masyarakat yang golput, maka yang akan diuntungkan adalah calon legislatif muka lama.

Kedua, kenali dan dalami latar belakang setiap caleg yang diajukan oleh setiap partai.

Ketiga, kenali partai khususnya budaya partai tersebut yang mencalonkan para caleg. Dalam langkah ini pemilih bisa berhati-hati karena kinerja DPR selama ini sangat ditentukan oleh legislator dari beberapa partai-partai tertentu yang melakukan koalisi dengan pemerintah.

Harahap menyatakan bahwa apabila para pemilih sudah yakin dengan pilihan mereka, maka akan sangat mudah untuk mencoblos caleg. Namun, jika para pemilih tidak mengenali apalagi mengetahui rekam jejak orang yang diajukan oleh partai, maka kiat sederhana adalah dengan mencoblos mereka yang namanya berada di urutan tengah atau bawah dari daftar caleg. Ini karena biasanya muka lama akan berada di nomor atas.

Melengkapi tiga kiat di atas, Harahap menyatakan ada baiknya rakyat dalam menentukan pilihannya mempertimbangkan beberapa hal. Misalnya, jangan memilih berdasarkan agama, jangan memilih caleg yang korupsi, jangan memilih caleg yang melakukan politik uang, jangan memilih partai dan caleg pelanggar peraturan, pilihlah caleg yang memiliki komitmen memperjuangkan toleransi, pilihlah caleg yang memiliki komitmen membela rakyat miskin dan tertindas, pilihlah mereka yang berkomitmen terhadap perjuangan perempuan, pilihlah mereka yang jujur dan santun dan pilihlah mereka yang berkomitmen memperjuangkan kelestarian lingkungan.

Rakyat Menghukum

Sebagai pemegang saham, apabila kinerja Direksi serta Dewan Komisaris tidak sesuai dengan harapan pemegang saham, maka sebagai hukuman, pemegang saham akan mengganti mereka dan sebaliknya apabila mereka berhasil, maka akan diberikan apresiasi dengan memperpanjang masa tugas mereka.

Sama halnya dengan Negara, rakyat sebagai pemegang saham akan memberi hukuman atau apresiasi kepada anggota DPR dan Kepala Pemerintahan yang kita sebut sebagai Pemilihan Umum. Jika kinerja legislator tidak memuaskan rakyat, maka sudah sewajarnya apabila rakyat menghukum mereka melalui proses pemilu.

Menurut Harahap, legislator yang kemarin sudah diberi kesempatan oleh rakyat namun ternyata kinerjanya jauh dari memuaskan. Sudah sewajarnya apabila rakyat saat ini memberikan kesempatan kepada orang baru, termasuk mereka yang selama ini ada “di luar” untuk membuat perubahan bagi kinerja DPR.

Dia berharap dengan cara ini perubahan bisa terjadi di masa pemerintahan yang akan datang. Selamat memilih.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home