Pemilu 2014: Simpatisan Jokowi Mengaku Tidak Dibayar
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM Simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang ikut berkampanyehampir semua menggunakan motormengaku tidak dibayar untuk berkampanye. Pengakuan mereka sampaikan pada satuharapan.com pada Minggu (16/3).
PDIP pada hari pertama kampanye kemarin di Jakarta, mengandalkan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo sebagai daya tarik. Selain calon presiden RI dari PDIP ini, juru kampanye yang hadir antara lain Tjahjo Kumolo (Sekjen PDIP), Hasto Krisdianto (Wasekjen PDIP), Effendi Simbolon (Ketua DPP PDIP Bidang Sumber Daya dan Dana), dan beberapa calon legislatif (caleg) lainnya.
Sebagai informasi, kampanye PDIP dilakukan dari satu tempat bersejarah ke tempat bersejarah lainnya, sesuai dengan moto mereka yaitu JAS MERAH, jangan sekali-sekali melupakan sejarah, yang juga merupakan kalimat yang pernah diucapkan sang proklamator kemerdekaan RI, Soekarno.
Gedung bersejarah yang dikunjungi pertama kali yaitu Museum Kebangkitan Nasional, Jalan Abdurrahman Saleh No.26, Jakarta Pusat. Kedua yaitu Museum Sumpah Pemuda, Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat. Ketiga, Gedung Pancasila atau BPUPKI di Jalan Penjambon No.6, Jakarta Pusat. Keempat, Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jalan Imam Bonjol No.1, Jakarta Pusat. Kelima, Museum Fatahilah, Jalan Taman Fatahilah, Jakarta Barat, dan berakhir di Gedung Cendrawasih, Jalan Cendrawasih No.1, Jakarta Barat.
Antusiasme warga terlihat seperti biasanya tatkala Jokowi yang gemar memakai kemeja putih saat blusukan itu menemui warga di sekitar Museum Sumpah Pemuda, ada yang terlihat meminta bersalaman. Sementara itu simpatisan partai meneriakan hidup Jokowi, Jokowi presidenku, selama kampanye berlangsung.
Ibu Ema (60), salah satu warga yang tidak ikut kampanye, yang ditemui di depan Museum Sumpah Pemuda mengatakan tadinya tidak tahu mau memilih siapa, tapi begitu tahu Jokowi menjadi bakal calon presiden, ia mengaku akan memilih Jokowi beserta caleg dari partai yang berlambang kepala banteng itu.
Sedangkan Bapak Ahmad Burni (60), salah satu simpatisan yang datang bersama istri dan tetangganya dengan menggunakan motor, mengaku sejak Jokowi menjadi calon gubernur, ia dan keluarga sudah memilih, bahkan dirinya pernah hadir saat Jokowi melakukan blusukan ke daerah Tebet, Jakarta Selatan, dan Menteng, Jakarta Pusat. Dirinya bahkan mengaku untuk mengikuti kampanye itu tidak mengharapkan imbalan berupa uang, karena ia secara sukarela ingin memberikan dukungan kepada Jokowi. Lebih dari itu Ahmad menuturkan ia sudah tahu caleg yang akan dipilih saat pileg mendatang, sebagaimana ia sebutkan caleg PDIP dengan nomor urut 1, Panji, atau nomor urut 12, Ananda.
Pengakuan ikut kampanye secara sukarela juga disampaikan oleh Bapak Tulus (48), Bapak Calar (48) dan Ibu Eni (46), di Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Warga yang saling bertetangga dari Cempaka Putih, Jakarta Pusat ini memastikan saat pilpres akan memilih Jokowi. Mereka juga menambahkan saat pileg mendatang akan memilih salah satu caleg PDIP dengan nomor urut 3, yaitu Wa Ode Herlina.
Wakil Sekretaris PDIP, Luliek Wardiono menegaskan simpatisan yang jumlahnya mencapai ribuan orang itu tidak dibayar. Kita ini semua militan, tidak ada yang dibayar, karena kita semua ingin mendukung Pak Jokowi, ucapnya di Museum Perumusan Naskah Proklamasi..
Lebih lanjut Luliek menerangkan ada 19 orang caleg yang hadir dalam kampanye partai berwarna merah tersebut, yakni 12 orang kader PDIP untuk caleg DPRD DKI, empat di antaranya wanita, sedangkan tujuh orang caleg untuk DPR RI, dua di antaranya caleg wanita.
Editor : Bayu Probo
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...