Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 11:33 WIB | Minggu, 13 Agustus 2023

Pemilu Negara Bagian Malaysia, Tantangan Koalisi Pemerintahan Anwar Ibrahim

Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, memberikan suara di tempat pemungutan suaran di Seberang Perai, Penang, hari Sabtu (12/8). (Foto: Vincent Thian/AP)

KUALA LUMPUR, SATUHAR4APAN.COM-Pemungutan suara berlangsung pada hari Sabtu (12/8) dalam pemilihan negara bagian yang penting di Malaysia, di mana pemerintah multi koalisi Perdana Menteri Anwar Ibrahim berusaha untuk memperkuat kekuasaannya melawan oposisi Islam yang kuat.

Pemilih berbondong-bondong ke sekolah-sekolah dan tempat pemungutan suara lainnya di seluruh negeri, dengan Anwar dan istrinya di antara yang datang awal untuk memberikan suara mereka di kampung halaman mereka di negara bagian Penang utara. Hampir 9,8 juta orang, atau separuh pemilih negara, berhak memilih 245 anggota majelis di enam negara bagian, yang menyumbang lebih dari separuh produk domestik bruto Malaysia.

Pemilu secara luas dipandang sebagai referendum awal baik untuk kepemimpinan Anwar dan juga kekuatan oposisi Islam setelah pemilihan umum yang memecah belah pada November.

Sementara pemilihan lokal tidak berdampak langsung pada pemerintah federal, hasilnya dapat menandakan apakah pemerintahan Anwar dapat bertahan selama lima tahun penuh. Dua koalisi yang bersaing saat ini masing-masing mengendalikan tiga negara bagian itu. Jika oposisi menguasai negara-negara bagian yang dipimpin oleh blok Anwar atau menunjukkan hasil yang kuat dalam jajak pendapat negara bagian, para analis mengatakan hal itu akan menekan Anwar dan dapat mengguncang stabilitas politik negara itu.

Sebelum Anwar, Malaysia memiliki tiga perdana menteri sejak 2018 setelah anggota parlemen mengalihkan dukungan.

“Taruhannya tinggi untuk Anwar dan kepemimpinannya,” kata Amir Fareed Rahim, direktur strategi konsultan risiko politik KRA Group. “Penampilan yang bagus akan menjadi pendorong stabilitas jangka panjang pemerintahan persatuan Anwar. Jika tidak, akan terjadi peningkatan kebisingan politik yang dapat mengganggu dan menggerogoti otoritas politik pemerintahannya.”

Politik Malaysia menjadi kacau setelah pemilihan umum bulan November menyebabkan Parlemen digantung yang belum pernah terjadi sebelumnya. Aliansi Pakatan Harapan (PH) Anwar memenangkan kursi terbanyak tetapi gagal memenangkan mayoritas setelah banyak etnis Melayu memberikan dukungan mereka di belakang blok Perikatan Nasional (PN), yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin. Blok PN termasuk Partai Islam Pan-Malaysia (PAS) yang konservatif, yang muncul sebagai partai tunggal terbesar di Parlemen.

Atas perintah raja, partai-partai yang bersaing berkumpul untuk membentuk pemerintahan persatuan Anwar. Dukungan dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang pernah dominan dan partai-partai kecil lainnya memberi Anwar mayoritas dua pertiga di Parlemen, tetapi para analis mengatakan aliansi longgar ini dianggap tidak stabil dan membutuhkan dukungan lebih kuat dari mayoritas Melayu.

Pemungutan suara dilakukan di Selangor dan Penang, dua negara bagian terkaya di negara itu, serta Negeri Sembilan, yang diperintah oleh aliansi PH Anwar. Tiga negara bagian Melayu yang lebih miskin, Kedah, Kelantan, dan Terengganu, dikuasai oleh PAS. Sebagian besar pengamat politik memperkirakan status quo tetapi percaya akan ada peningkatan dukungan untuk oposisi PN.

Pemungutan suara berakhir pada pukul 18:00 sore.

Anwar, 76 tahun, telah melakukan zig-zag di seluruh negeri untuk mengajukan daya tarik stabilitas politik dan konsepnya tentang pemerintahan yang progresif. Dia menandai ulang tahunnya yang ke-76 pada hari Kamis dengan memberikan pidato berapi-api hingga larut malam di rapat umum politik di Selangor.

Dalam video Facebook Jumat, Anwar mendesak warga Malaysia untuk memilih dengan bijak dan memilih persatuan demi masa depan yang stabil dan ekonomi yang kuat. Dia mengatakan kemenangan untuk pemerintah persatuannya akan menyelamatkan negara dari kefanatikan ras dan agama, dan meminta waktu bagi pemerintahnya untuk mewujudkannya. ts janji untuk reformasi.

Banyak komunitas Melayu memandang Anwar terlalu liberal dan takut identitas Islam dan hak istimewa ekonomi mereka di bawah program tindakan afirmatif yang telah berlangsung puluhan tahun dapat digerogoti. Secara hukum, semua orang Melayu adalah Muslim dan Islam adalah agama resmi di Malaysia. Orang Melayu membentuk lebih dari 2/3 dari 33 juta penduduk Malaysia, dengan minoritas Cina dan India yang besar.

Bangkitnya PAS, yang mendukung negara teokratis dan telah lama memposisikan dirinya sebagai pembela Islam dan Melayu, sebagian mencerminkan konservatisme agama yang berkembang di kalangan Melayu. Terlepas dari rekam jejak ekonomi yang buruk di tiga negara bagian yang dikuasainya, PAS mempertahankan kesetiaan melalui agenda keagamaannya.

Dalam sebuah posting Facebook pekan ini, pemimpin garis keras PAS, Abdul Hadi Awang, menyiratkan bahwa oposisi dapat menggulingkan pemerintahan Anwar jika mereka menyapu bersih enam negara bagian.

Analis mengatakan Anwar akan memiliki waktu untuk membangun basis politiknya sebelum pemilihan umum berikutnya pada tahun 2027 jika dia dapat mempertahankan tiga negara bagian di bawah aliansinya. Jika Anwar gagal, itu bisa mendorong sekutu dalam pemerintahannya untuk memikirkan kembali kemitraan mereka. Pergeseran kesetiaan dapat menjerumuskan negara ke dalam gejolak baru, kata para analis. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home