Pemimpin Gereja Ortodoks Belarusia Serukan Dihentikannya Kekerasan
Uni Eropa Berencana Tambah Sanksi untuk Belarusia
MINSK, SATUHARAPAN.COM-Kepala Gereja Ortodoks Belarusia, Metropolitan Pavel, pada hari Jumat (14/8) meminta Presiden Alexander Lukashenko untuk mengakhiri kekerasan di jalan-jalan setelah pemilihan presiden yang disengketakan pekan lalu, kata kantor berita TASS.
Komentarnya muncul setelah kepemimpinan Belarusia mulai membebaskan ribuan pengunjuk rasa yang ditahan dan mengeluarkan permintaan maaf kepada publik. Ini langkah yang jarang dilakukan oleh penguasa negara itu, dalam upaya untuk memadamkan protes jalanan nasional yang menjadi tantangan terbesar bagi pemerintahan Lukashenko selama 26 tahun.
Sanksi dari Uni Eropa
Sementara itu, Kepala badan eksekutif Uni Eropa pada hari Jumat bergabung menyerukan sanksi terhadap Belarusia di mana pasukan keamanan menindak orang protes terhadap orang kuat Alexander Lukashenko yang mengklaim kemenangan dalam pemilihan yang disengketakan.
Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, berbicara menjelang pembicaraan darurat antara menteri luar negeri UE pada hari Jumat malam tentang penerapan sanksi semacam itu, yang akan membutuhkan suara bulat di antara 27 negara di blok tersebut.
"Kami membutuhkan sanksi tambahan terhadap mereka yang melanggar nilai-nilai demokrasi atau pelanggaran hak asasi manusia di Belarusia," kata von der Leyen di Twitter. "Saya yakin diskusi para Menteri Luar Negeri Uni Eropa hari ini akan menunjukkan dukungan kuat kami untuk hak-hak rakyat di Belarusia atas kebebasan fundamental dan demokrasi." (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...