Pemimpin Gereja Ortodoks Kecam Invasi Rusia ke Ukraina
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin Kristen Ortodoks dunia bertemu dengan para pengungsi Ukraina di Warsawa pada hari Selasa (29/3), menawarkan mereka dukungannya dan mengecam aksi militer "mengerikan" yang dilakukan Rusia di tanah air mereka.
“Ini menimbulkan imajinasi jumlah malapetaka yang disebabkan oleh invasi mengerikan ini di Ukraina dan di seluruh dunia,” kata Patriark Ekumenis Bartholomew I di Universitas Kardinal Stefan Wyszynski.
Pria berusia 82 tahun itu juga mengecam perang itu sebagai "tidak adil" dan "tidak berdasar" setelah bertemu dengan Presiden Polandia, Andrzej Duda, pada hari Senin, menambahkan bahwa "perang antara orang-orang Kristen Ortodoks benar-benar tidak dapat diterima."
Ukraina adalah rumah bagi jutaan orang percaya di Gereja Ortodoks, tetapi kesetiaan mereka terbagi antara patriarkat Kiev dan Moskow.
Moskow mengendalikan sebagian Gereja Ortodoks Ukraina selama lebih dari 300 tahun, tetapi pada 2018 Bartholomew I mengakui sebuah gereja Ukraina bersatu yang independen.
Dia mengambil keputusan itu setelah Kiev berusaha memutuskan hubungan agama dengan Rusia menyusul konflik di timur negara itu.
Langkah tersebut merupakan pukulan besar bagi otoritas spiritual Moskow di dunia Ortodoks, mendorongnya untuk memutuskan semua hubungan dengan Patriarkat Konstantinopel sebagai protes.
Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, adalah pilar utama aparat pemerintahan Presiden Vladimir Putin dan telah menopang kecenderungan otoriter Kremlin dengan mengecam protes oposisi dan memberkati konflik Rusia di luar negeri.
Tak lama setelah dimulainya operasi Rusia bulan lalu di Ukraina, Patriark Kirill menyebut lawan Moskow di Ukraina sebagai "kekuatan jahat". (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...