Pemimpin Hamas dan Hizbullah Bertemu Bahas Normalisasi Hubungan Arab dengan Israel
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Para pemimpin Hizbullah Lebanon dan gerakan Hamas Palestina, keduanya musuh Israel, bertemu untuk membahas normalisasi diplomatik antara Israel dan negara-negara Arab, kata sebuah laporan, hari Minggu (6/9).
Mereka menekankan "stabilitas" pada "poros perlawanan" terhadap Israel, kata saluran televisi Al-Manar yang dikelola Hizbullah melaporkan, tanpa mengatakan di mana atau kapan pertemuan itu berlangsung.
Hassan Nasrallah, kepala gerakan Syiah Hizbullah Lebanon yang didukung Iran, disebutkan bertemu dengan Ismail Haniyeh, yang mengepalai biro politik Hamas, gerakan Islam yang berkuasa di Jalur Gaza, Palestina.
Mereka membahas "perkembangan politik dan militer di Palestina, Lebanon dan kawasan" dan "bahaya bagi perjuangan Palestina" termasuk "rencana Arab untuk normalisasi" dengan Israel, kata Al-Manar.
Pertemuan itu dilakukan setelah pengumuman pada 13 Agustus bahwa Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) telah sepakat untuk menormalisasi hubungan.
Kunjungan Pertama
Upaya diplomatik yang didukung Amerika Serikat bertujuan meningkatkan aliansi regional melawan Iran, namun Palestina telah mengecamnya sebagai "tikaman dari belakang," karena mereka tetap di bawah pendudukan dan tidak memiliki negara sendiri.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan negaranya sedang dalam pembicaraan dengan para pemimpin Arab dan Muslim lainnya tentang normalisasi hubungan, menyusul kesepakatan dengan UEA dan, beberapa dekade lalu, Mesir dan Yordania.
Haniyeh telah berada di Lebanon sejak hari Rabu, pada kunjungan pertamanya ke negara itu dalam hampir 30 tahun, untuk pembicaraan langsung dan konferensi video dengan kelompok Palestina lainnya yang menentang inisiatif diplomatik Israel.
Militer Israel dalam beberapa pekan terakhir menargetkan Hamas di Jalur Gaza, terhadap orang-orang bersenjata Hizbullah di sepanjang perbatasan utara dengan Lebanon.
Israel juga secara teratur melancarkan serangan udara di Suriah yang dilanda perang dengan sasaran Hizbullah dan militan pro Iran lainnya yang bertempur di pihak rezim Presiden Bashar al-Assad.
Nasrallah tinggal di lokasi rahasia selama bertahun-tahun dan sangat jarang muncul di depan umum. Dia mengatakan pada tahun 2014 bahwa dia sering berpindah tempat tinggal. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...