Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 13:57 WIB | Sabtu, 18 Januari 2025

Pemimpin Iran Memuji Perlawanan Palestina Setelah Gencatan Genjata Gaza

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, melambaikan tangan selama pertemuan di Teheran, Iran, 22 Desember 2024. (Foto: dok. Reuters)

TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada hari Kamis (16/1) memuji "perlawanan" Palestina setelah kesepakatan gencatan senjata Gaza antara Israel dan Hamas yang didukung Teheran diumumkan.

"Hari ini, dunia menyadari bahwa kesabaran rakyat Gaza dan keteguhan perlawanan Palestina memaksa rezim Zionis untuk mundur," kata sebuah posting di akunnya di X, menambahkan bahwa Israel "kalah."

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran pada hari Kamis juga memuji kesepakatan gencatan senjata di Gaza antara Israel dan kelompok militan Hamas sebagai "kemenangan" bagi Palestina dan "kekalahan" bagi Israel.

“Berakhirnya perang dan pemberlakuan gencatan senjata... adalah kemenangan yang jelas dan kemenangan besar bagi Palestina serta kekalahan yang lebih besar bagi rezim Zionis yang kejam,” kata IRGC dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf, juga menyambut baik kesepakatan yang “membuat rezim Zionis gagal dalam mencapai tujuan strategisnya.”

Ia menyerukan “tindakan untuk menghukum rezim kriminal dan menyembuhkan luka bangsa Palestina.”

Faktor Kekalahan Hizbullah

Pada hari Rabu, Qatar dan Amerika Serikat mengumumkan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas.

Gencatan senjata akan berlaku pada hari Minggu (19/1) dan melibatkan pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina, setelah itu persyaratan kesepakatan perdamaian yang lebih luas akan diselesaikan.

Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan pada hari Rabu (15/1) bahwa kunci untuk menghidupkan kembali pembicaraan tentang kesepakatan untuk mengakhiri perang Gaza adalah kampanye militer Israel di Lebanon September lalu.

"Katalisator diplomasi intensif ini adalah kekalahan Hizbullah, gencatan senjata di Lebanon, dan isolasi besar-besaran Hamas," kata pejabat itu kepada wartawan melalui panggilan telepon.

Menurut pejabat itu, sejumlah individu dari pemerintahan Trump yang akan datang, termasuk utusan khususnya untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, memainkan peran penting dalam pembicaraan tersebut. Qatar dan Mesir juga memainkan peran penting, pejabat itu menambahkan.

Pejabat itu menjelaskan latar belakang dari apa yang akhirnya menyebabkan tercapainya kesepakatan Gaza, dengan menyoroti kampanye militer Israel terhadap Hizbullah di Lebanon September lalu.

Israel menghabisi seluruh pimpinan Hizbullah, termasuk pemimpin Hassan Nasrallah, dan mempermalukan kelompok itu dalam serangan siber dua hari terhadap jaringan komunikasinya. Kampanye ini "sangat berhasil," menurut pejabat itu, yang menambahkan bahwa pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar bulan berikutnya juga signifikan.

Selama bulan Oktober, Israel juga menanggapi serangan langsung kedua Iran terhadap Israel dengan melakukan serangan udara yang menghancurkan sebagian besar produksi rudal dan sistem pertahanan udara strategis Iran, kata pejabat tersebut.

Dan terakhir, gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikar antara Hizbullah Lebanon dan Israel pada bulan November semakin mengisolasi Hamas dan Iran. "Tidak mungkin... untuk melebih-lebihkan seberapa signifikan wilayah ini telah berubah," kata pejabat tersebut. "Saya pikir Israel telah menunjukkan bahwa mereka mungkin... salah satu negara yang paling kuat, cakap, dan efektif secara militer di Timur Tengah. Ini telah mengubah persamaan secara signifikan." (AFP/Al Arabiya)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home