Pemimpin Korut Kim Jong Un Mengeksekusi Pamannya
PYONGYANG, SATUHARAPAN.COM – Paman Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara, telah dieksekusi karena berusaha menggulingkan pemerintah. Korean Central News Agency (KCNA) melaporkan Jumat pagi (13/12).
“Pengkhianat Jang Song Thaek Dieksekusi”, demikian headline kantor berita milik Pemerintah Korea Utara (Korut) itu tentang nasib si paman. Ia, sampai saat ini, dianggap sebagai tokoh kedua terkuat di negara tersebut.
Dalam berita diungkapkan, pengadilan militer khusus telah diadakan Kamis (12/12) untuk melawan “pengkhianat semua rakyat”. Ia didakwa berusaha menggulingkan pemimpin negara “dengan berbagai intrik dan metode tercela”.
Juga, “Semua kejahatan yang dilakukan oleh terdakwa terbukti, berdasarkan kesaksian dan pengakuan terdakwa.”
Laporan KCNA menyebut Jang sebagai “sampah manusia” dan “lebih buruk daripada anjing”, dan ia telah mengkhianati partai dan pemimpinnya.
“Ini adalah perkembangan yang menakjubkan,” kata Marcus Noland, senior partner di Peterson Institute for International Economics, kepada CNN. “Saya terus mengikuti perkembangan Korea Utara selama 20 tahun dan saya tidak ingat mereka pernah secara terbuka mengumumkan eksekusi seorang pemimpin senior. Anda mendengar rumor tentang itu, tetapi penangkapan pada awal pekan ini dan sekarang eksekusi ini belum pernah terjadi sebelumnya.”
Dia menambahkan, “Rezim ini, saya kira, sedang berusaha mengintimidasi siapa saja yang mungkin memiliki ide-ide independen atau menekan ambisi siapa pun.”
Laporan KCNA itu muncul beberapa hari setelah Jang dicopot dari jabatan militernya.
Jang, yang menikah dengan bibi Kim, pernah menjabat sebagai wakil ketua badan tertinggi militer Korea Utara dan sudah sering terlihat di samping pemimpin Korut berumur 30 tahun itu. Kim memerintah Korea Utara sejak kematian ayahnya pada 2011.
Konfirmasi AS
Di Washington, pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengakui setelah melihat laporan tersebut. “Meskipun kami tidak dapat secara independen memverifikasi perkembangan itu, kita tidak punya alasan untuk meragukan laporan resmi KCNA,” kata Wakil Juru Bicara Marie Harf dalam sebuah pernyataan.
“Jika berita ini dapat dikonfirmasi, ini adalah contoh lain dari kebrutalan ekstrem rezim Korut. Kami terus mengikuti perkembangan di Korut secara erat dan berkonsultasi dengan sekutu dan mitra kami di wilayah tersebut,” kata Harf.
John Park, analis Asia Timur Laut di Kennedy School of Government Harvard, mengatakan pekan ini bahwa pengusiran Jang “kemungkinan adalah bagian terakhir dari fase konsolidasi kekuasaan. Kim Jong Un menyingkirkan semua perwira tua yang dekat dengan ayahnya dan sekarang menyelesaikannya dengan mengarahkan itu pada kelompok terdekatnya.”
Kim menuduh Jang dan sekutu-sekutunya melakukan kesepakatan perlawanan di belakang layar, “punya mimpi berbeda dengan mimpi seluruh rakyat” dan menjual sumber daya negara dengan harga murah, sehingga mengancam pembangunan ekonomi Korea Utara, menurut pernyataan KCNA minggu ini.
“Jang mati-matian bekerja untuk membentuk sebuah faksi dalam partai dengan menciptakan ilusi tentang dirinya dan memenangkan mereka yang lemah imannya dan para penjilat ke sisinya,” kata pernyataan itu.
Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa Jang ‘main perempuan’, menggunakan narkoba, berjudi, makan di restoran mahal dan menjalani perawatan medis di luar negeri.
Pada laporan KCNA Jumat (13/12), Jang dituduh telah mendistribusikan gambar porno di antara orang-orang kepercayaan dan setelah mengambil setidaknya € 4.600.000 (Rp 69 miliar) “dari kas rahasianya dan menyia-nyiakan itu pada tahun 2009.”
Bagaimana Korea Utara menghasilkan uang?
Dua sekutu Jang—Lee Yong-ha dan Jang Soo-kee—juga telah dieksekusi. Informasi itu disampaikan anggota parlemen Korea Selatan (Korsel) mengatakan kepada wartawan sebelum laporan KCNA pada Jumat.
Para anggota parlemen, termasuk Cho Won-jin dari Partai Saenuri yang saat ini memerintah Korsel, mengatakan mereka telah menerima informasi dari Badan Intelijen Nasional Korea Selatan. CNN belum mampu mengonfirmasi laporan tersebut.
Korea Utara, negara terselubung dalam kerahasiaan, telah terlibat dalam kebuntuan yang berlarut-larut dengan tetangga dan negara-negara Barat atas program senjata nuklirnya.
Ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan melonjak tahun ini karena Pyongyang bereaksi marah terhadap pengetatan sanksi PBB yang diberlakukan dalam menanggapi uji terbaru nuklir.
Kedua belah pihak secara teknis masih dalam kondisi perang setelah konflik Korea, 1950-1953. Mereka melakukan gencatan senjata, bukan perjanjian perdamaian.
Menurut Majalah Time, Kim Il Sung—ayah mendiang Kim Jong Il dan arsitek dari negara Korea Utara—tidak menyetujui pernikahan Jang dan anak perempuannya. (CNN)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...