Pemimpin Muslim Thailand Tewas Ditembak
PATTANI, SATUHARAPAN.COM - Pemimpin salah satu kelompok Muslim yang mendukung perdamaian di Thailand Selatan tewas tertembak pada Senin (5/8). Kematian pemimpin Muslim Imam Yakub Raimani asal Masjid Pusat Pattani, yang dipandang sebagai tokoh utama dalam upaya mengakhiri konflik berdarah di selatan Thailand, meningkatkan kekhawatiran masa depan pembicaraan damai.
“Pembunuhan itu terjadi di rumah utama Ibadah Islam di salah satu dari propinsi di Thailand Selatan,” menurut keterangan salah satu petugas polisi.
Saat ini ada kesepakatan antara pemerintah pusat Thailand dan pemberontak Muslim untuk menghindari pertumpahan darah selama bulan Ramadhan, namun Paradorn Pattanatabut selaku Kepala Dewan Keamanan Nasional menyayangkan peristiwa penembakan ini.
"Saya dapat mengatakan bahwa kejadian ini sangat mengkhawatirkan," kata Paradom Patanabut.
"Imam adalah salah satu dari mereka mendukung perundingan, saat mengetahui kabar bahwa dia dibunuh, kami sangat prihatin," katanya.
Pertempuran di wilayah yang didominasi Muslim telah menewaskan lebih dari 5.700 jiwa sejak tahun 2004, teror bom dan penembakan membabi-buta menargetkan pihak-pihak yang mencoba bekerja sama untuk mencapai perdamaian Thailand.
Kelompok pemberontak tidak pernah jelas menyatakan tuntutan mereka, tetapi mereka berpikir untuk menginginkan otonomi lebih, memisahkan diri dari kesatuan negara Thailand.
Dalam beberapa bulan terakhir, pembicaraan antara pemerintah Thailand dan beberapa kelompok pemberontak termasuk Barisan Revolusi Nasional telah membawa harapan tentatif perdamaian.
Sebenarnya Malaysia, yang telah menjadi tuan rumah pembicaraan damai, mengumumkan pada 12 Juli bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk mencoba membendung kerusuhan selama Ramadan. Akan tetapi menurut channelnewsasia.com Paradom mengatakan masih optimis bahwa perdamaian akan terjaga, walau pada 24 Juli 2013 terjadi ledakan mobil di Pattani mengusik ketenangan bulan Ramadhan.
"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa pembicaraan belum gagal, setiap kali kekerasan terjadi kami meminta BRN dan mereka mengatakan melalui fasilitator bahwa itu adalah pekerjaan kecil, kelompok yang tidak terkendali yang menentang dialog damai," kata Paradom.
Pada perjanjian yang bertajuk Ramadhan Peace Initiative, pemerintah Thailand menghapus beberapa hambatan dan militer telah ditarik personil dari beberapa desa dalam upaya untuk meredakan ketegangan. Sehingga pasukan pemerintah Thailand sepakat mengurangi jumlah pasukan di wilayah tersebut. (channelnewsasia.com/aljazeera.com)
Editor : Yan Chrisna
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...