Pemimpin Oposisi Malaysia Ditangkap karena Korupsi
PENANG, SATUHARAPAN.COM - Seorang politisi oposisi Malaysia yang cukup berpengaruh, Lim Guan Eng, ditangkap pada hari Rabu (29/6) atas tuduhan korupsi. Padahal sebelumnya ia mengeritik keras skandal keuangan yang melibatkan Perdana Menteri Najib Razak.
Penangkapan Lim Guan Eng, yang menjabat sebagai Kepala Menteri negara bagian Penang, kemungkinan akan memprovokasi tuduhan bahwa pemerintah sengaja memburu tersangka dari oposisi sementara pemerintah sendiri menghadapi tuduhan korupsi besar-besaran dalam skandal bernilai miliaran dolar yang melibatkan dana investasi negara.
Lim telah memimpin Penang, salah satu dari tiga negara bagian yang dijalankan oleh oposisi, sejak 2008. Ayahnya, Lim Lim Kit Siang, memperkirakan anaknya akan menghadapi dakwaan pada hari ini (30/6) atas dua tuduhan korupsi, termasuk dugaan membeli sebuah rumah di Penang di bawah nilai pasar.
Lembaga anti-korupsi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Phang Li Koon, seorang perempuan pengusaha yang menjual rumah kepada Lim juga telah ditahan dan keduanya akan menghadapi tuntutan di pengadilan.
Para pemimpin oposisi mengecam penangkapan Lim sebagai standar ganda, mencatat bahwa tidak ada yang telah didakwa atas miliaran dolar yang hilang dari dana investasi negara 1MDB yang dikaitkan dengan Najib.
Anggota parlemen oposisi, Charles Santiago, mengatakan bahwa penangkapan ini adalah “tindakan intimidasi dan kekerasan”. Anggota parlemen lainnya, Tian Chua, mengatakan itu bisa menjadi “awal dari serangan habis-habisan di seluruh jajaran oposisi”.
Partai Lim adalah bagian dari aliansi oposisi tiga anggota.
Lim memiliki catatan pemerintahan yang bersih di Penang, memperkenalkan tender terbuka untuk kontrak dan secara terbuka menyatakan aset pribadinya. Dia membeli rumah seharga 2,8 juta ringgit ($ 700.000) dan mengatakan itu adalah transaksi terbuka (antara pembeli dan penjual sama-sama bersedia).
Para anggota parlemen partai yang berkuasa mengatakan rumah itu benilai dua kali lipat dari jumlah yang disebutkan dan lembaga anti-korupsi telah menyelidiki penjualan sejak awal tahun ini.
Perdana Menteri Najib telah bergelut dengan tuduhan korupsi dan kesalahan pengelolaan atas tuduhan hampir $ 700.000.000, yang dituduh disalurkan ke rekening bank pribadinya dari 1MDB.
Di bawah tekanan untuk mengundurkan diri, Najib membantah uang itu datang dari dana tersebut. Pemerintah mengatakan uang itu adalah sumbangan dari keluarga kerajaan Saudi dan Najib telah mengembalikannya sebagian besar. Penjelasan itu ditanggapi dengan skeptis oleh publik.
1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang dimulai Najib pada tahun 2009 terperosok dalam utang dan sedang diselidiki di beberapa negara atas dugaan penggelapan. Sebuah penyelidikan parlemen Malaysia juga baru-baru ini menemukan transaksi pembayaran besar yang tak dapat dijelaskan dan meminta polisi untuk menyelidikinya. (abcnews.go.com/kaviel alawy)
Editor : Eben E. Siadari
Risiko 4F dan Gejala Batu Kantung Empedu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif konsultan RSCM dr. Arn...