Pemimpin Taiwan Bertolak ke Amerika
TAIPEI, SATUHARAPAN.COM - Pemimpin Taiwan berjanji untuk meningkatkan kehadiran pemerintahannya di panggung internasional saat ia bertolak dari negaranya pada hari Sabtu (7/1) untuk mengunjungi empat negar sekutunya di Amerika Tengah, Ia diperkirakan akan melakukan transit di AS yang tampaknya akan meningkatkan kemarahan Tiongkok.
Presiden Tsai Ing-wen mengatakan kunjungannya ke Honduras, Nikaragua, Guatemala dan El Salvador akan "menunjukkan kepada masyarakat internasional bahwa Taiwan adalah mitra yang mampu dan bertanggung jawab untuk kerjasama."
Dia akan transit di Houston dan San Francisco, yang berpotensi akan mengganggu kenyamanan Beijing. Beijing telah mendesak Washington untuk mencegah pemimpin pulau dengan pemerintahan sendiri itu berhenti di AS dan "menahan diri dari mengirimkan sinyal yang salah terhadap keinginan merdeka Taiwan."
Beijing menganggap pulau yang berpemerintahan sendiri itu sebagai bagian dari Tiongkok dan pejabat negara itu mengeluh setelah Presiden terpilih Donald Trump bulan lalu melanggar protokol diplomatik dengan berbicara melalui telepon dengan pemimpin Taiwan. Trump menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut di Beijing ketika ia mempertanyakan kebijakan AS yang sejak tahun 1979 telah mengakui Beijing sebagai pemerintah Tiongkok dan hanya mempertahankan hubungan tidak resmi dengan Taiwan.
Tidak jelas apakah Tsai akan bertemu Presiden terpilih Donald Trump atau siapa pun dari tim transisi, meskipun analis mengatakan dia kemungkinan akan bertemu dengan para politisi AS.
Anggota parlemen AS sering bertemu dengan presiden Taiwan ketika mereka transit di AS - yang terakhir pada bulan Juni, ketika Tsai bertemu di Miami dengan Senator Partai Republik, Marco Rubio dari Florida.
Kunjungan pemimpin Taiwan pemimpin berlangsung seiring dengan upaya Beijing untuk mengisolasi Taiwan secara diplomatik, dengan melakukan intervensi untuk mencegah partisipasi Taiwan di forum internasional. Beijing juga membangun hubungan diplomatik dengan bekas sekutu Taiwan seperti Gambia dan Sao Tome and Principe. Langkah Beijing dilihat secara efektif telah meninggalkan gencatan diplomatik yang tak terucapkan yang berlangsung selama delapan tahun pendekatan yang bersahabat dari pendahulu Tsai.
Berbicara kepada wartawan sebelum menaiki pesawatnya, sebagaimana dilaporkan oleh miamiherald.com, pada hari Sabtu, Tsai mengatakan kunjungannya ke negara-negara Amerika Tengah juga bertujuan memperkuat hubungan ekonomi dan perdagangan dengan sekutunya untuk menghasilkan "hasil yang nyata" dan menguntungkan kedua belah pihak.
Tsai, yang memimpin delegasi 120 orang, akan menghadiri pelantikan Presiden Nikaragua Daniel Ortega.
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...