Pemkab Badung Optimalkan Petani Menuju Swasembada Pangan
MANGUPURA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung, Bali mengoptimalkan peran petani di daerah itu agar terus meningkatkan produksi pertaniannya guna mewujudkan swasembada pangan.
"Peran petani sangat sentral dalam menjaga ketahanan pangan menuju swasembada pangan," kata Kadistan dan Pangan Pemkab Badung I.G.A. Sudaratmaja saat dihubungi di Mangupura, hari Minggu (16/4).
Selain peran sentral petani, untuk menjaga ketahanan pangan tersebut juga dipengaruhi beberapa faktor yakni luas lahan dengan tantangan alih fungsi lahan, kemampuan produksi yang disebabkan pengaruh musim maupun hama penyakit dan jumlah penduduk yang cenderung meningkat.
Berdasarkan data statistik BPS 2016, kemampuan produksi pangan beras di Badung tercatat sebesar 64.517 ton per tahun, sedangkan konsumsi dan cadangan yang dibutuhkan untuk 630.000 orang penduduk di Badung mencapai 74.313 ton per tahun. Artinya, terjadi defisit 8.796 ton atau 13,6 persen
Namun, data Disdukcapil Badung mencatat ketersediaan pangan di Badung surplus, karena perhitungan jumlah penduduk yang tercatat di daerah itu hanya 464.600 orang sehingga terjadi surplus beras 5.400 ton per tahun atau 8,3 persen.
Khusus untuk beras sebagai sumber karbohidrat, lanjut dia, sebenarnya dapat disubsitusikan dengan bahan lain seperti jagung, ubi kayu dan ubi jalar, sehingga defisit beras tersebut dapat ditutupi dengan ketiga kebutuhan ini.
"Untuk produksi jagung di Badung Tahun 2016 mencapai 14 ton, ubi kayu 6.671 ton dan ubi jalar 7.036 ton," ujar Sudaratmaja.
Ia mengatakan hal tersebut menjadi perhatian serius Dinas Pertanian dan Pangan Badung sehingga ke depan akan terus mendorong petani mengingkatkan produksi pangannya.
Sudaratmaja mengatakan, Badung surplus untuk produksi pangan sayur, buah dan daging terbukti data BPS Tahun 2016 mencapat produksi sayur mencapai 7.624 ton per tahun, sedangkan kebutuhan sayur dari 630.000 orang penduduk hanya 6.899 ton per tahun atau surplus 725 ton (10,50 persen).
Demikian produksi buah di Badung, BPS mencatat produksinya mencapai 17.577 ton sedangkan kebutuhan buah masyarakat Badung hanya 6.898 ton per tahun, sehingga terjadi surplus 12.490 ton atau 245,48 persen.
Produksi daging di Badung berdasarkan data BPS juga mencatat mencapai 32.969 ton per tahun dengan kebutuhan daging hanya 8.048 ton per tahun atau surplus 24.921 ton atau 309,64 persen.
"Namun untuk produksi cabai yang sering mengakibatkan inflasi ini, dari data BPS Tahun 2016 bahwa petani di Badung hanya mampu memproduksi 720 ton cabai. Sedangkan, kebutuhan masyarakat akan bahan pokok ini mencapai 945 ton per tahun, sehingga terjadi defisit 225 ton atau 23,80 persen," katanya. (Ant)
Editor : Melki Pangaribuan
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...