Loading...
RELIGI
Penulis: Endang Saputra 12:22 WIB | Minggu, 12 Juni 2016

Pemkot Serang Jangan Berlebihan Razia Warung Makanan di Bulan Ramadan

Ilustrasi warteg. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Sodik Mudjahid menilai larangan warung buka siang hari di bulan Ramadan oleh Pemkot Serang harus berpegang kepada aturan perundang-undangan yang berlaku tidak brutal dan over acting.

“Khusus untuk aparat keamanan, dalam melakukan pengawasan dan tindakan di lapangan harus berpegang kepada aturan perundang-undangan manusiawi, tidak brutal dan over acting seperti menyita makanan dan lain-lain, harus berlaku adil terhadap pedagang nasi kaki lima dan kepada restoran besar/fast food internasional," kata Sodik, saat dihubungi satuharapan.com, di Jakarta, hari Minggu (12/6).

Sodik meminta pemerintah daerah harus membangun suasana kondusif dan saling menghargai.

“Semua pihak diminta terus membangun suasana kondusif saling menghargai, pemerintah bertindak adil cerdas dan bijak, kaum yang tidak puasa menghargai yang puasa dan kaum yang puasa menghargai kaum yang tidak puasa," kata dia.

Selain itu, kata Sodik harus tetap bersprinsip adil dan bijak, dalam menetapkan Peraturan Daerah (Perda), pemerintah harus membuka ruang  dan pengecualian bagi warga yang tidak puasa karena beda agama atau tidak puasa  karena udzur syar'i sepert para musafir, ibu menyusui, wanita yang berhalangan salat dan puasa dan lain-lain.

Peraturan tersebut, lanjut dia, harus disertai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang jelas dan lengkap sebagai pedoman untuk para pedagang.

"Dengan semangat toleransi dan taat hukum, semua pihak harus menjunjung tinggi peraturan tersebut sehingga tidak terjadi gesekan dan tindakan di lapangan seperti ini mencerminkan kita belum dewasa dalam berbangsa dan bermasyarakat. Indonesia merupakan negara pluralistis dan terdiri berbagai suku dan agama," kata dia.

Menurutnya, banyaknya warung yang buka di bulan Ramadan karena warga masih menggantungkan nasib dan nafkahnya dari berjualan makanan. Maka, pemerintah daerah sebelumnya harus antisipasi membuat kebijakan dan dukungan akses dan fasilitas untuk para pedagang.

“Pemerintah seharusnya jauh- jauh sebelum bulan Ramadan tiba harus antisiasi dengan  membuat kebijakan dan dukungan akses dan fasilitas agar dalam Ramadan dan menyambut Idul Fitri mereka  tidak kehilangan nafkah dan mempunyai bekal yang cukup," kata dia.

Sodik berharap kepada tokoh-tokoh agama khususnya tokoh agama Islam harus lebih sistematis dan efektif dalam memberikan pendidikan shaum termasuk kepada kaum muslimin yang berusaha dalam bidang makanan.

“Semoga bertambahnya usia dan pengalaman kehidupan berbangsa bernegara, kita semakin bijak dan cerdas membangun kehidupan beragama di bumi Pancasila yang Bhineka Tunggal Ika sehingga kita makin solid menghadapi berbagai tantangan menuju cita-cita masyarakat yang adil dan makmur dalam wadah NKRI," kata dia. 

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home