Pemprov DKI Gusur 114 Rumah Warga Pinangsia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sebanyak 114 rumah warga yang terletak di bantaran kali Ciliwing wilayah Pinangsia, Jakarta Barat hari ini, Rabu (27/5) dilakukan penggusuran. Kepala Satpol PP DKI, Kukuh Hadisantosa telah menerjunkan aparat gabungan untuk meratakan rumah warga yang berdiri di atas lahan milik pemerintah ini.
“Ya pagi ini baru mau mulai. Sudah mulai merangsak ke dalam,” ujar Kukuh saat dihubungi satuharapan.com, Rabu (27/5) pagi.
Sebanyak 600 aparat gabungan diterjunkan untuk menggusur warga yang bersikeras tak mau dipindahkan ke rumah susun ini. Personel gabungan terdiri atas 200 Satpol PP Pemprov DKI, 300 Satpol PP Jakarta Barat, dan 100 gabungan Polri serta TNI.
Kendati ada tindakan penolakan dari warga, Kukuh memastikan penggusuran berlangsung aman. Pada dasarnya, jelas Kukuh, penggusuran ini dilakukan agar warga pindah ke lokasi yang lebih aman dan tak terkena banjirr.
“Tujuannya kan mengajak mereka pindah ke rumah yang lebih aman dan sehat. Pak Gubernur mengajak masyarakat di pinggir kali mau disejahterakan. Mulai dari rumahnya, pendidikan, dan kesehatan sudah disiapkan. Kadang-kadang niat baik tidak disambut baik. Niat kita mencerahkan masyarakat Jakarta,” Kukuh menjelaskan.
Warga yang kena dampak penggusuran rencananya akan dipindahkan ke beberapa rumah susun, seperti rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Kosambi dan Marunda.
Pihak Satpol PP sebelumnya telah melakukan sidak ke Rusunawa Marunda. Dari hasil sidak, ditemukan banyak unit yang masih kosong.
Sementara, jumlah warga yang terkena dampak penggusuran hari ini baru sebanyak satu RT. RT ini menurut Kukuh berada di jarak tiga meter dari sungai sehingga rawan terkena banjir saat musih hujan. Penggusuran ditargetkan selesai hari ini untuk wilayah Pinangsia. Sementara untuk wilayah Jakarta Utara akan dilakukan juga penggusuran sekitar 600 rumah yang mendiami bantaran Kali Ciliwung. Namun demikian jadwal penggusuran masih disesuaikan. Bekas lahan penggusuran ini rencananya akan dibangun jalan inspeksi selebar 15 meter.
Sebelumnya, warga yang hendak digusur sempat melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur DKI. Warga ini mengajak anak-anak sekolah dasar (SD) turut melaksanakan demo. Puluhan SD datang bersama orangtuanya menuntut pembatalan pembebasan lahan di sekitar Kali Ciliwung yang akan dibangun jalan inspeksi.
Anak-anak SD ini datang memakai atribut seragam merah-putih lengkap, berdasi, dan bertopi. Saat ditanya mengapa tak berangkat sekolah, secara serentak anak-anak ini menjawab tengah libur karena ruang kelas mereka digunakan untuk ujian kelas 6.
Mereka berasal dari sekolah yang berbeda, yakni dari SDN Pinangsia 03 Pagi, SDN 04 Petang, dan SDN Ancol 03 Pagi.
Namun demikian, saat dikonfirmasi ulang mengapa harus berseragam sekolah, anak-anak tersebut tak menjawab dan hanya menggulirkan senyum. Begitu juga dengan orangtua yang mengajaknya ke lokasi. Mereka tak mau dimintai keterangan lebih lanjut tentang pemakaian atribut sekolah dalam unjuk rasa itu.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...