Pemprov DKI Ingin Buang Air Katulampa dengan Pipa
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok, Jumat (13/3) menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Kerajaan Belanda untuk Indonesia di Balaikota.
Kedatangan Dubes Belanda bermaksud membahas isu penting penanggulangan banjir. Persoalan banjir terutama limpahan dari kawasan hulu yakni Katulampa, Bogor, Jawa Barat, memang tengah menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi DKI.
“Kita ini kan selalu ingin membuang air dari Katulampa. Nah, saya tanya sama dia (Dubes Belanda, Red), boleh enggak kalau bangun pipa saja untuk membuang air,” ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (13/3).
Air dari Katulampa selama ini dinilai memang terlalu banyak, sementara sodetan di Kanal Banjir Timur (KBT) juga selalu membuang air 60 kubik per detik. Pada sisi lain, Jakarta membutuhkan tambahan pasokan air bersih. Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga menginginkan sumber air dari Waduk Jatiluhur.
“Sambungin pipa saja dari Katulampa sampai laut Jakarta. Itu bisa dipakai juga buat PAM. Nah, di situ kami minta tolong dia (Dubes Beladna, Red) untuk hitungin,” kata Ahok.
Basuki menilai, jika pembangunan jaringan pipa dari Katulampa dapat direalisasikan, pembangunan Waduk Ciawi yang terdiri atas dua waduk, yakni Sukamahi dan Megamendung, tidak perlu dilaksanakan. Sebab, ada waduk pun, air yang ditampung harus dibuang karena lama kelamaan waduk juga akan penuh.
"Kenapa tidak dari Katulampa, kita pasang pipa 30-40 kM sampai Jakarta. Tanamnya di trase sungai. Nah, (karena) kami tidak mengerti, makanya kami minta bantuan mereka. Kalau itu jadi, masalah air di Jakarta selesai, bisa kurangi banjir Jakarta," ia menjelaskan.
Untuk itu, Ahok mengatakan akan berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo terkait pembangunan Waduk Ciawi tersebut. Terlebih, rencana pembangunan waduk tersebut juga digagas saat Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI.
”Kalau mau bangun waduk, ya bagus. Buat tampungan air musim kemarau juga bagus sebetulnya. Tapi, jauh lebih cepat, kan Jakarta kurang air PAM, sementara sungai mengancam banjir, kenapa tidak nyolok saja? Yang paling mahal kan membangun bendungan. Colok saja pipa dari Katulampa langsung airnya dialirkan. Tetapi, kami tidak mengerti ngitung teknisnya. Kita butuh orang Belanda ini untuk bantu. Dia bilang kalau itu masuk akal. Ya sudah, kalau begitu tunggu dia bantu saja," ujar Ahok. (beritajakarta.com)
Editor : Sotyati
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...